Imigran Srilanka Beraksi Bisu

Imigran Srilanka Beraksi Bisu
Foto : Yan Cikal/Radar Banten/JPNN
Disinggung alasan mereka tetap bertahan di kapal, Alex mengatakan, pihaknya khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya baru bersedia turun dari kapal bila ada surat dari Presiden RI yang menyatakan akan menjamin keselamatan mereka selama di darat. “Tanpa itu, kami tidak berani karena tidak ada jaminan. Kita akan tetap berkumpul seperti ini tanpa terpisah-pisah. Kalau sampai minggu ini tidak ada kabar apapun, kami akan kembali melakukan aksi mogok yang lebih besar,” paparnya.

Sementara itu, meski sebagian besar imigran Srilanka bersi-keukeuh bertahan di atas kapal, namun empat imigran lain justru memilih tinggal di tempat penampungan yang telah disewa international organization for migration (IOM). Sejak Sabtu (24/10), empat orang imigran asal Srilanka yakni Josi (24), Karen (27), Siwa (25), dan Jaeng (27) memilih tinggal di kamar No 19 di tempat penampungan berlantai tiga di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Pulomerak.

Josi mengaku lelah hidup di atas kapal.

Terlebih lagi, begitu banyak imigran yang terkena penyakit seperti flu, batuk, sakit mata, dan sakit kepala. Ia berharap, meski tak diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Australia dirinya dapat ditampung di negara lain. “Yang penting kami tidak mau kembali ke Srilanka, kami takut,” lirihnya seraya mendekap photo wajah ibunya yang masih berada di Srilanka.

Ditanya apakah mereka tak takut dimusuhi imigran lainnya lantaran pindah ke tempat penampungan, Josi menegaskan yang mengatur hidupnya adalah dirinya. “Hidup dan masa depan saya adalah hak saya yang mengaturnya,” tandas pria berperawakan tinggi ini. (fal/jpnn/ara)

MERAK – Setelah melakukan aksi mogok makan sejak beberapa hari lalu, para imigran asal Srilanka kembali melakukan aksi protes. Mereka melakukan


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News