Impor Beras Bikin Petani Rugi, Perpadi: Bisa Mati
jpnn.com, JAKARTA - Rencana pemerintah mengimpor beras 1-1,5 juta ton beras dengan alasan menjaga stok menuai kritik dari pedagang.
Menurut Wakil Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Billy Haryanto, bila impor terealisasi maka petani dan pedagang bakal terdampak.
"Kalau impor terjadi, harga gabah bakal anjlok. Dampaknya petani yang rugi. Bisa mati," kata Billy.
Menurut Billy, langkah pemerintah yang hendak mengimpor beras jutaan ton tak tepat karena di saat stok tengah melimpah. Buktinya, kata dia, harga beras di pasaran di kisaran Rp 7.500-9.500 per kilogram, jauh di bawah harga eceran tertinggi sebesar Rp 12.500.
Selain itu, Billy menilai pemerintah tidak peka karena mengumumkan rencana impor di saat panen raya. Di Sragen, Jawa Tengah, misalnya, gabah melimpah ruah karena tengah panen. "Kalau seperti ini harga gabah bisa jatuh. Pemerintan tidak sopan sama petani," ujar dia.
Rencana pemerintah membuka keran impor beras diusulkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto. Menurut dia, stok beras perlu dijaga untuk pasokan bansos selama kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). (dil/jpnn)
Selain itu, Billy menilai pemerintah tidak peka karena mengumumkan rencana impor beras di saat panen raya
Redaktur & Reporter : Adil
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- IKPRI & INKUD Jalin Kerja Sama untuk Kesejahteraan Rakyat
- Air Amran
- JPKP Minta Polri Batalkan Status Tersangka 9 Warga Kelompok Tani di IKN
- Ucapkan Selamat, Pedagang Beras Berharap Prabowo-Gibran Genjot Produksi Pangan
- Mentan Amran & Kodam Diponegoro Percepat Pompanisasi di Jawa Tengah