Impor Beras Jadi Isu Hangat, Anggota DPR Soroti Kegagalan Bulog Menyerap Beras Petani

Impor Beras Jadi Isu Hangat, Anggota DPR Soroti Kegagalan Bulog Menyerap Beras Petani
Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Robert J Kardinal. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi Golkar Robert J Kardinal meyakini kebijakan pemerintah melakukan impor 1 juta ton beras pada tahun ini semata-mata untuk memastikan cadangan beras pemerintah tetap terjaga di masa pandemi ini.

Dia menegaskan, impor dilakukan mengingat stok cadangan beras Bulog saat ini sudah menipis.

“Sekarang itu stok Bulog makin tipis. Stoknya saja tinggal 800 ribu ton. Itupun ditopang oleh beras impor tahun 2018 lalu,” tegas Robert di Jakarta, kemarin.

Dia menegaskan, stok Bulog yang ada saja saat ini menyisakan 800 ribu ton. Sementara banyak gudang Bulog yang ada justru disewakan.

Karena itu dia menganggap aneh kalau tiba-tiba Bulog meminta pemerintah melakukan review kebijakan impor beras yang sudah disepakati dalam rapat koordinasi terbatas yang juga dihadiri oleh Bulog.

“Bulog katanya mau tingkatin serapan gabahnya, lah ini Januari-Maret 2021 saja serapannya cuma 70940 ton. Ini dua bulan bekerja, masa serapannya cuma 70 ribuan ton,” katanya.

Karena itu, Robert sangsi Bulog bisa memaksimalkan serapannya hingga April ini untuk memenuhi beras cadangan pemerintah sebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwsa Cadangan Beras Pemerintah (CBP) maksimal 2 juta ton.

Menurutnya, impor beras tidak akan terjadi seandainya gudang Bulog penuh dengan beras petani.

Menurut anggota DPR RI dari Partai Golkar ini, impor beras tidak akan terjadi seandainya gudang Bulog penuh dengan beras petani.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News