Indahnya Senandung Lonceng Gereja dan Azan Beriringan di Kampung Sawah

Indahnya Senandung Lonceng Gereja dan Azan Beriringan di Kampung Sawah
Tiga rumah ibadah simbol Segitiga Emas di Kampung Sawah, Bekasi Foto: Dika Rahardjo/JPNN

Dani, sapaan akrabnya, menuturkan keluarganya yang beragama Kristen tergolong minoritas di kampung tersebut. Namun, dia maupun keluarganya tak pernah sekalipun terusik meski menjadi minoritas .

“Kakek saya sudah menjadi pendeta di GKP Pasundan sejak 1937 sampai dengan 1972. Kami turun-temurun menjadi pengurus gereja di sini,” ujar pria yang juga pensiunan kepala sekolah negeri tersebut.

Pria berusia 68 tahun itu masih aktif menjadi pengurus GKP Pasundan Kampung Sawah. Pria berambut putih itu mengatakan umat GKP Pasundan selama ini berbaur dan hidup rukun dengan warga setempat.

Indahnya Senandung Lonceng Gereja dan Azan Beriringan di Kampung Sawah

Tokoh agama Kristen Protestan GKP Pasundan di Kampung Sawah, Budiman Dani

Umat GKP Kampung Sawah juga sering menghadiri kegiatan-kegiatan pemeluk agama lainnya. Menurut Dani, gerejanya sering mengundang para tokoh muslim Betawi di Kampung Sawah untuk menghadiri acara yang diselenggarakan umat Kristen setempat.

“Biasanya kami mengundang kalau ada acara-acara khusus. Begitu juga bila ada acara di masjid, kami diundang. Saat acara-acara seperti Idulfitri, kami juga datang memberi selamat untuk umat Islam di sini,” tutur Dani.

Selain kegiatan bersama, kata Dani, umat beragama di Kampung Sawah juga bergabung dalam forum kerukunan dengan sesama warga lainnya.

Kampung Sawah sudah terkenal dengan kehidupan toleransi beragama sejak ratusan tahun lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News