INDEF: Target RAPBN 2016 Tidak Realistis
jpnn.com - JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai asumsi makro yang diusulkan Pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2016 tidak realistis dan cenderung mengada-ada.
Direktur Indef Enny Sri Hartati mengatakan dalam RAPBN 2016, pemerintah masih menetapkan target penerimaan yang tinggi di tengah lesunya ekonomi dan dunia usaha. Target penerimaan pajak dan cukai pun dinaikan, padahal target dalam APBNP 2015 tidak bisa tercapai.
“Tidak realistis, tahun ini saja tidak tercapai. Ngawur itu,” kata Enny melalui siaran pers yang diterima , Kamis (22/10).
Menurutnya, target pendapatan pajak dalam negeri tahun 2016 adalah sebesar Rp1.524.012,7 miliar, meningkat sebesar 5,8 persen jika dibandingkan dengan targetnya dalam APBNP tahun 2015. Angka itu naik 14,8 persen dibandingkan dengan perkiraan realisasi tahun 2015.
Padahal, pada saat yang sama pemerintah mengobral insentif, segala bentuk kemudahan pajak, hingga tax holiday untuk penanaman modal.
“Pajak dalam negeri itu tidak sinkron dengan industri dalam negeri yang sedang butuh relaksasi. Tapi ini Pemerintah malah naikan pajaknya. Ini kan kontra produktif,” katanya.
Dia menilai apa yang diusulkan oleh Pemerintah dalam RAPBN 2016 terbilang tidak berdasarkan pertimbangan yang matang dan komprehensif. Hal tersebut seharusnya tidak terjadi karena asumsi makro ekonomi itu harusnya sebagai panduan untuk stabilisasi.
“Harus ada pertimbangan yang komprehensif. Nah itu jadi acuan. Jangan asal menetapkan. Target inflasi dan penerimaan pajak saja tidak tercapai tahun ini,” katanya.(fat/jpnn)
JAKARTA – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai asumsi makro yang diusulkan Pemerintah dalam Rancangan Anggaran
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Turut Sukseskan Angkutan Lebaran, DLU Terima Penghargaan dari Kemenhub
- Fokus Bina UMKM, PNM Hadir di 57th APEC SMEWG
- Triwulan I 2024, Bank Raya Salurkan Kredit Digital Capai Rp 4 Triliun
- Kolaborasi JFX dan DCFX dalam Literasi Investasi di Pasar Emas dan Olein
- Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2, Ini yang Dilakukan PIS
- Bank Raya Bukukan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan I/2024