Indonesia dan China Makin Erat, UMKM Seharusnya Terangkat

Indonesia dan China Makin Erat, UMKM Seharusnya Terangkat
CEO Overseas Prominent Brand Steven Hou (kanan) menunjukkan platform e-dagang yang berisi produk-produk unggulan UMKM Indonesia Konsul Ekonomi KJRI Guangzhou Adhi Kawidastra (kiri) dan Wakil Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Beijing Firman Hidayat di ruang pajang Canton Fair, Guangzhou, China, Selasa (27/9/2022). Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

Padahal Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa pengembangan dan pemberdayaan UMKM merupakan hal yang sangat penting bagi perekonomian global karena UMKM merupakan tulang punggung perekonomian dunia.

Kemenkeu menyebut UMKM menyumbang 90 persen dari kegiatan bisnis dan berkontribusi lebih dari 50 persen lapangan pekerjaan di seluruh dunia.

Di negara berkembang, UMKM formal berkontribusi sekitar 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kontribusi ini sebenarnya jauh lebih besar jika memasukkan UMKM informal yang sebagian besar tidak tercatat.

Bagi Indonesia, pemulihan dan kinerja perekonomian juga disumbangkan oleh pemulihan UMKM.

Indonesia sendiri memiliki 64 juta unit UMKM yang mewakili 99 persen dari total kegiatan bisnis. Mereka bahkan menyerap 97 persen lapangan kerja dan menyumbang 60 persen dari PDB nasional.

China sebagai pasar barang dan jasa yang sangat besar dan luas di dunia tentunya memberikan kesempatan tersendiri bagi siapa saja yang ingin berusaha di negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu.

Beberapa merek sarang burung walet, kopi, mi instan, dan biskuit dari Indonesia sudah cukup lama dikenal oleh konsumen di China.

Namun merek-merek yang turut andil dalam mendongkrak nilai ekspor Indonesia ke China tersebut diproduksi oleh perusahaan-perusahaan nasional yang berskala besar dan memiliki jaringan di berbagai negara.

UMKM Indonesia dengan produk berkualitas seharusnya menikmati imbas dari hubungan erat pemerintah dengan China

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News