Indonesia Dapat Royalti Rp 5 Miliar Hasil Penjualan Bibit Hibrida Bawang Merah

Indonesia Dapat Royalti Rp 5 Miliar Hasil Penjualan Bibit Hibrida Bawang Merah
Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry di Kantor Pusat Sakata Seed Corporation, Yokohama, Jepang. Foto : Humas Kementan

"Kami juga memiliki logo pada setiap stek Sunpatient yang ditempel sticker Agro Inovasi. Artinya, mulai sekarang kekayaan sumberdaya genetik itu harus dilindungi. Kita tidak boleh mudah melepas plasma nutfah kepada pihak asing," katanya.

Fadjry mengatakan, kendala lain yang sering dihadapi untuk pengembangan bibit unggul bawang merah adalah terbatasnya tata kelola dan tupoksi Badan Litbang Pertanian.

Sebab, Balitbang sejauh ini fokus melakukan produksi untuk menjaga stabilitas pasokan di pasar dalam negeri.

"Tapi kami sepaham bahwa sumberdaya genetik harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Namun penggunaan dengan tujuan memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat harus menjadi pertimbangan," katanya.

Sementara itu, President Sakata Seed Corporation, Hiroshi Sakata menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sumber alam yang melimpah, yang harus dikelola dengan baik untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.

"Kalau saya perhatikan ada dua komoditas sayuran penting di Indonesia yaitu cabe dan bawang merah. Namun bawang merahlah yang sulit untuk diperbanyak secara massal," katanya.

Hiroshi pun mengungkapkan adanya tawaran teknologi gen editing yang dikuasai Sakata. Teknologi ini mampu menghasilkan benih hibrida dalam kuantitas yang besar.

"Sakata siap bekerja sama untuk itu. Sesuai dengan Nota Kesepahaman, perbenihan komoditas hortikultura yang lebih luas tidak terbatas pada impatient," katanya.

Benih yang diekspor Indonesia adalah benih khusus karena memiliki kualitas di atas rata-rata dengan tujuan pasar utama Amerika Serikat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News