Indonesia Diharapkan Berperan Jadi Produsen Kendaraan Listrik

Indonesia Diharapkan Berperan Jadi Produsen Kendaraan Listrik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berfoto bersama dengan latar salah satu kendaraan listrik belum lama ini. Foto: Kemenko Perekonomian

"Saya kira inilah peran dari Menko Perekonomian. Artinya kalau Menko bisa mengharmoniskan Kemenkeu, Kemen ESDM, dan PLN," ujar Fahmy.

Menurut dia, keberadaan ekosistem EV akan bermanfaat bagi PLN yang tengah mengalami kelebihan pasokan listrik.

Fahmy menilai PLN tidak akan keberatan membangun stasiun pengisian baterai, asalkan ada kepastian investasi.

"Bagi PLN, kalau ada kepastian bahwa investor akan masuk, maka saya yakin PLN akan mau membangun. Bagi PLN, ini kan juga mengatasi masalah over supply dari setrum yang dihasilkan. Namun, kalau tidak ada kepastian, PLN akan berhitung kerugian," ujar Fahmy.

Komitmen pemerintah sudah ditunjukkan lewat pernyataan Presiden Joko Widodo yang melarang ekspor nikel dan mendorong hilirisasi.

Nikel sangat penting bagi kendaraan listrik karena menjadi komponen utama dalam produksi baterai EV.

Dia menyayangkan komitmen itu tidak didukung dengan kinerja pemerintah pada tingkat kementerian.

"Kalau melihat komitmen Jokowi dalam pengembangan mobil listrik Indonesia itu kan sangat kuat sekali. Saya melihat pada tataran kementerian itu tampaknya tidak mendukung secara penuh komitmen Jokowi," ungkap Fahmy.

Menko Perekonomian Airlangga mengatakan Indonesia bukan cuma pangsa pasar kendaraan listrik (EV) yang besar, namun juga tempat manufaktur kendaraan listrik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News