Indonesia Kurang Guru Penjaskes 54 Ribu Orang

jpnn.com - JAKARTA - Peta jumlah guru di Indonesia sangat ironi. Di satu sisi, Indonesia kelebihan guru. Tapi di sisi lain, kita kekurangan guru pendidikan jasmani dan kesehatan (Penjaskes).
Dirjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Hamid Muhammad menuturkan, kekurangan guru Penjaskes di SD tidak bisa disepelekan. Sebab total jumlah kekurangannya mencapai 54 ribu orang. "Kekurangan ini tidak bisa dibiarkan," katanya kemarin.
Hamid menuturkan, salah satu tujuan pendidikan di SD dalah membentuk siswa yang berkarakter, sehat, dan menjalankan perilaku hidup bersih. Tujuan ini akan mudah dicapai jika jumlah guru Penjaskesnya mencukupi.
Kemendikbud sedang mengamati sebaran rekrutmen CPNS guru yang saat ini sedang berjalan. Dia berharap dai tes CPNS ini akan bisa menambal secara bertahap kebutuhan guru Penjaskes.
Selain itu Kemendikbud juga meminta kepada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) untuk mencetak calon guru Penjaskes yang berkualitas.
Sehingga mampu mengajar dengan baik. Meskipun pada kenyataannya, minat calon mahasiswa masuk di pendidikan calon guru Penjaskes masih minim.
Profil jumlah guru SD secara nasional menunjukkan jumlah yang berlebih. Jumlah guru SD mencapai hampir 1,6 juta orang. Dimana 519 ribu orang diantaranya adalah guru tidak tetap (GTT) alias honorer.
Kemendikbud memetakan ada empat masalah utama guru. Yaitu masalah distribusi yang belum merata, kualitas pedagogik, guru mengajar tidak sesuai kompetensi, dan urusan kesejahteraan.
JAKARTA - Peta jumlah guru di Indonesia sangat ironi. Di satu sisi, Indonesia kelebihan guru. Tapi di sisi lain, kita kekurangan guru pendidikan
- Hari Pendidikan Nasional, ASDP Ajak Siswa Belajar Dari Dek Kapal
- Mendikdasmen Sebut Janji Presiden Prabowo kepada Guru Sudah Terealisasi, Apa Saja?
- Mendikdasmen Memastikan Komitmen Prabowo-Gibran Bangun Sekolah Sesuai Standar Mutu
- Sekolah Langganan Banjir Membuat Sudut Baca Digital
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Diktisaintek Berdampak Diluncurkan di Hardiknas 2025, Ini Harapan Mendiktisaintek