Indonesia Menanggapi Soal Pengadaan Kapal Selam Bertenaga Nuklir Australia yang Dibantu Amerika Serikat dan Inggris

Indonesia Menanggapi Soal Pengadaan Kapal Selam Bertenaga Nuklir Australia yang Dibantu Amerika Serikat dan Inggris
Indonesia Menanggapi Soal Pengadaan Kapal Selam Bertenaga Nuklir Australia yang Dibantu Amerika Serikat dan Inggris

Kemitraan baru Australia dengan Inggris dan Amerika Serikat berarti telah mengakhiri proyek Pemerintah Australia untuk pengadaan kapal selam Prancis dengan nilai $90 miliar yang tadinya akan dibangun di Adelaide, ibu kota Australia Selatan.

Negara tetangga terdekat Australia lainnya, yakni Selandia Baru, mengambil sikap yang tegas. 

Kamis kemarin, PM Jacinda Ardern mengatakan kapal selam nuklir milik Australia nantinya tidak boleh masuk ke kawasan perairan mereka, karena dilindungi dengan kebijakan bebas nuklir sejak tahun 1984.

"Tentu saja mereka tidak bisa masuk ke perairan internal kami. Tidak ada kapal yang sebagian atau seluruhnya ditenagai oleh energi nuklir yang dapat memasuki perbatasan internal kita," kata PM Ardern, yang mengaku sudah berbicara dengan PM Australia.

PM Ardern juga mengatakan aliansi baru Indo-Pasifik tidak mengubah hubungan keamanan dan intelijen Selandia Baru.

Selandia Baru dan Australia termasuk dalam 'Five Eyes', yakni aliansi intelijen bersama dengan Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.

Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi


Kementerian Luar Negeri Indonesia mencermati secara hati-hati rencana Pemerintah Australia untuk memiliki armada kapal selam bertenaga nuklir


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News