Indonesia Mundur Karena Tak Hargai Petani

Indonesia Mundur Karena Tak Hargai Petani
PRODUKSI PADI TURUN - Bocah menemani ibunya saat memanen padi di Kampung/Desa Kilasah. Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Jumat (29/3). Produksi padi di Banten pada 2012 mengalami penurunan dan berada di posisi terendah dari sejumlah daerah lain. Penurununan ini akibat faktor iklim cuaca dan infrastruktur irigasi yang belum mampu mendukung produksi padi ketika cuaca buruk. FOTO : DONI KURNIAWAN/BANTEN RAYA/JPNN
CIKARANG -- Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengaku prihatin dengan nasib petani di Indonesia yang kian terpuruk. Padahal, Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena kesuburan tanahnya.

"Namun saat ini Indonesia masih belum berjaya. Masih terseok sebagai negara agraris. Hal itu karena di sini (Indonesia-red) petani belum dihargai di negerinya sendiri," ucap Surya dalam acara 'Pesta Rakyat dan Panen Raya Petani' di Desa Banjarsari, Kecamatan Sukatani, Cikarang, Jawa Barat, Minggu (31/3).

Bos Media Group itu lantas membandingkan penghargaan petani di Indonesia dengan Amerika Serikat dan Jepang. Kata dia, kedua negara itu maju justru karena menghargai para petani.

"Amerika negara besar dan menjadi super power. Jepang saat ini berpredikat sebagai negara maju. Kedua negara ini sangat menghargai kehadiran petani di negara masing-masing dan petani bukan profesi yang lemah," paparnya.

CIKARANG -- Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh mengaku prihatin dengan nasib petani di Indonesia yang kian terpuruk. Padahal,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News