Indonesia Tetapkan Tarif Tertinggi Rapid Test, Tetapi Seberapa Penting Tes Ini?
Penelitian di Australia dan negara lain menemukan rapid test tidak memberikan hasil yang cukup akurat dalam mengenali tanda-tanda apakah seseorang tertular virus corona.
Photo: Tes PCR besar-besaran sekarang tengah berlangsung di Melbourne dan Negara Bagian Victoria, menyusul lonjakan jumlah kasus COVID-19. (ABC News: Jerry Rickard)
Terdapat dua istilah dalam melakukan pengetesan, yaitu 'test sensitivity' atau kepekaan tes untuk memeriksa pasien yang sudah terinfeksi, dan 'test specificity' atau tes yang lebih khusus bagi yang belum terinfeksi.
"Satu hal yang sudah sangat jelas adalah tes ini memiliki peran terbatas dalam mendiagnosa COVID-19 yang parah," kata Profesor Williamson.
"Jika rapid test digunakan di tahap sangat awal di mana keadaan antibodi seseorang belum terlihat kondisi sebenarnya, hasil tes negatif yang salah adalah kemungkinan yang mengkhawatirkan."
'Misinformasi yang dikembangkan oleh pemerintah'
Photo: Pengamat menilai pemerintah sengaja merawat misinformasi tentang rapid test dalam penanganan COVID-19 di Indonesia. (ABC News: Jerry Rickard)
Irma Hidayana dari Lapor COVID-19 juga menyayangkan salah kaprah tentang rapid test di masyarakat.
"Ini misinformasi yang dikembangkan oleh pemerintah. Masyarakat masih mengira rapid test adalah untuk mendiagnosa, padahal bukan," kata Irma kepada ABC.
Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menetapkan tarif tertinggi pemeriksaan rapid test antibodi sebesar Rp150
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Indonesia Negara Penyumbang Kasus TBC Terbesar Dunia Setelah India, wow
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh