Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?

Pemasaran secara daring dipilih Ahmat Zulfikarnain Lubis, konseptor dari AEZVO, supaya bisa menjangkau lebih banyak pembeli.
"Inilah hasil dari karya-karya anggota, yang dari berbagai elemen petani," ujarnya yang yang akrab disapa Cak Lubis.
"AEZVO ini menjadi ikon Mojokerto ... [produsennya] yang tidak paham digital jadi paham sehingga dia jadi semangat untuk memproduksinya."
Menurutnya para pedagang yang produknya dijual dengan merek AEZVO memang sudah memproduksi alas kaki mereka sendiri.
Beberapa anggotanya bahkan sudah memiliki pabrik yang khusus memproduksi sol alas kaki.
Tapi AEZVO menghadapi tantangannya sendiri, yaitu terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa menggenjot penjualan dengan membantu manajemen dan pengembangan bisnisnya.
"SDM ini perlu di-update, perlu ditingkatkan ... kemampuan, skills, kreativitas, ide itu harus digugah karena dari latar belakang SDM-nya kurang," katanya.
"Saya masih butuh tim desainer, tim IT, tim marketing, tim digital, tim penilaian, sehingga AEZVO punya ikon tersendiri."
Produk alas kaki, seperti sepatu dan sandal, merupakan salah satu komoditas terbesar di Indonesia yang kualitasnya diakui dunia
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Ada Jenis Honorer Database BKN Tidak Bisa jadi PPPK Paruh Waktu
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina