Industri Farmasi Maksimalkan Bahan Baku Lokal
jpnn.com, JAKARTA - Industri farmasi dalam negeri diyakini dapat meningkatkan kandungan bahan baku lokal.
Pasalnya, indonesia memiliki raw material cukup untuk menyuplai produk farmasi, khususnya dari ekstrak herbal.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ngakan Timur Antara mengatakan, banyak juga perguruan tinggi yang berkompeten membuat bahan baku farmasi.
Namun, tetap saja setiap produk farmasi harus memiliki hak paten dan mengikuti uji klinis.
”Untuk itu, perusahaan farmasi meminta penerapan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dipertimbangkan lagi. Farmasi itu terkait dengan obat manusia. Artinya, bahan baku obat-obatan yang ada di dalam negeri belum mendapatkan sertifikasi atau kepercayaan dari pabriknya,” kata Ngakan belum lama ini.
Ngakan mengatakan, beberapa pabrikan farmasi masih ragu untuk mencampur bahan baku dalam negeri.
Pertimbangannya adalah faktor kesehatan manusia. ”Itu berdampak pada kesehatan orang,” tambah Ngakan.
Sementara itu, Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi) sebelumnya menyebutkan bahwa saat ini sudah ada 9–10 perusahaan yang tengah mempersiapkan produksi bahan baku sendiri.
Industri farmasi dalam negeri diyakini dapat meningkatkan kandungan bahan baku lokal.
- Aurogen Pharma Indonesia Akuisisi 17 Merek, Pasar Farmasi Lokal Makin Kompetitif
- IPMG Komitmen Dorong Transformasi Kesehatan & Penguatan Ekonomi Indonesia
- Muhadjir Optimistis Indonesia Berpotensi Mampu Memenuhi Kebutuhan Plasma Darah
- HanAll Biopharma Buka Pendaftaran Program Fellowship Industri Farmasi 2023
- GLM Gandeng ALAMI, Pengadaan Obat Apotek Kini Jadi Lebih Efisien
- Daewoong Kantongi Izin NDA untuk Obat GERD di Banyak Negara