Industri Hadapi Standar Ketat
Senin, 18 Juli 2011 – 04:41 WIB
Hidayat menjelaskan, sebagai pendampingan terhadap pelaku industri nasional terutama agar bisa memenuhi standar yang ditetapkan UE maka pihaknya mengupayakan pembentukan komite. ’’Kita upayakan mutual standard, sehingga standar yang mereka berlakukan tidak dipaksakan secara ketat dan sepihak. Ini yang sedang diperjuangkan dan kompromikan,’’ ucapnya.
Baca Juga:
Sementara itu, pelaku industri plastik optimistis dapat menggali peluang di tengah proses kerjasama perdagangan RI-UE. ’’Kalau bea masuk bahan baku yang kita impor dari Uni Eropa bisa diturunkan jadi nol persen, justru bagus. Artinya, kita bisa mendapat pasokan bahan baku dengan harga lebih kompetitif dari Uni Eropa,’’ kata Ketua Umum Asosiasi Industri Kemasan Fleksibel Indonesia (Rotokemas).
Dijelaskan, selama ini dengan mekanisme tarif MFN (most favoured nation), bea masuk bahan baku dari UE sekitar 10-15 persen. padahal untuk bahan baku dengan spesifikasi khusus diimpor dari UE. Sementara, impor barang jadi cenderung sedikit. Karena, lanjut dia, jarak jauh membuat harga membengkak. ’’Jadi, industri plastik hilir di dalam negeri percaya diri kalau ada kerjasama itu,’’ ujar dia.
Sementara itu, Staf Khusus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Silmy Karim mengatakan, peluang investasi yang masuk dari kerjasama RI-UE tergantung pada kesiapan indonesia. diakui, kerjasama tersebut berpotensi masuknya investasi langsung dari UE. ’’Termasuk, kesiapan Indonesia dengan berbagai aspek kendala infrastruktur, isu regulasi birokrasi, dan korupsinya,’’ ucap dia.
JAKARTA - Sejumlah sektor bakal menghadapi ketatnya regulasi yang diberlakukan uni eropa dalam mengejar peluang kerjasama antara indonesia dan uni
BERITA TERKAIT
- Gelar RUPST 2024, BRI Life Punya Dirut dan Komisaris Baru
- Bertemu Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Memuji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Pengamat: Menyimpan Uang di Bank Sangat Aman
- Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub
- Pupuk Indonesia Tambah Alokasi Subsidi untuk Petani di Sumsel
- RUPSLB IDSurvey: PT Surveyor Indonesia Punya Komisaris Baru