Industri Pengolahan Hasil Pertanian Cerah

Industri Pengolahan Hasil Pertanian Cerah
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian diprediksi akan menjadi sektor primadona. Tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

Hal ini menurut Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, karena jumlah penduduk dunia makin‎ bertambah, sehingga makanan pun akan makin mahal.

"Seiring perkembangan zaman, pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia khususnya, berubah. Bila sebelumnya hanya mengenal nasi, singkong, sagu, dan jagung untuk karbohidrat, kini beralih kepada makanan modern seperti pizza, donut, burger, hotdog, mie, dan lainnya," kata Menteri Eko dalam orasi ilmiahnya di Dies Natalis ke-4 Universitas Trilogi, Sabtu (1/4).

‎Peralihan konsumsi masyarakat ini, menurut Eko, menjadi peluang bagi mahasiswa maupun generasi muda untuk terjun ke teknologi pangan.

Dunia barat, lewat teknologi pangan, bisa mengolah bahan pangan menjadi produk yang nilainya lebih mahal.

Bahkan para technopreneuship di sektor pangan ini menjadi konglomerat.

"Mahasiswa dan wisudawan, saya sarankan tekuni industri pascapanen di desa-desa. Ini akan menjadi industri yang sangat dibutuhkan. Ketika penduduk bertambah banyak, makanan makin mahal sehingga dibutuhkan sumber energi terbarukan. Kalau kalian memulainya dari sekarang, kalian akan jadi konglomerat," paparnya.

Dia menambahkan, peran perguruan tinggi dalam pembangunan desa, daerah tertinggal dan transmigrasi sangat penting. ‎Saat ini, menurut Eko, 79 perguruan tinggi telah MoU dengan Kemendesa PDTT, untuk mengembangkan sumber daya alam, SDM, teknologi tepat guna, dan perekonomian desa.

Industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian diprediksi akan menjadi sektor primadona. Tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News