Ingat, Ada Dua Patahan Aktif di Kawasan Surabaya

Ingat, Ada Dua Patahan Aktif di Kawasan Surabaya
Candi Bentar di depan Kantor Samsat Jembrana yang rusak akibat gempa di Situbondo pada Kamis (11/10) dini hari. Foto: M Basir/Radar Bali

jpnn.com, SURABAYA - Gempa berkekuatan 6,4 skala Richter yang berpusat di timur laut Situbondo juga dirasakan warga di Surabaya dini hari kemarin (11/10).

Guncangan yang terjadi pada pukul 01.44 itu membuat sebagian warga terbangun dan keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri.

Command Center 112 menerima laporan getaran gempa dari petugas linmas di kelurahan. Laporan datang dari Kelurahan Karah, Margorejo, Rungkut, Jambangan, dan Darmo Kepala BPD Linmas Pemkot Surabaya Eddy Christijanto memastikan tidak ada korban jiwa maupun kerusakan material.

"Tidak ada laporan korban dan kerusakan bangunan," jelasnya.

Eddy melanjutkan, sejak terjadinya gempa di Lombok Juli lalu, pemkot senantiasa siaga dalam penanggulangan bencana itu.

Mereka juga memberikan pelatihan rutin tanggap bencana gempa kepada masyarakat.

Eddy menuturkan, sejak penelitian dari pakar geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) pada awal tahun ini, pemkot memang telah bersiap.

Dalam penelitian itu dijelaskan bahwa Surabaya dilewati dua patahan aktif yang berpotensi dapat menimbulkan gempa.

kawasan Surabaya Timur dan Utara yang jenis tanahnya berupa endapan rawa lebih berpotensi mengalami amplifikasi atau penguatan gelombang gempa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News