Ingat, Ada Dua Patahan Aktif di Kawasan Surabaya

Ingat, Ada Dua Patahan Aktif di Kawasan Surabaya
Candi Bentar di depan Kantor Samsat Jembrana yang rusak akibat gempa di Situbondo pada Kamis (11/10) dini hari. Foto: M Basir/Radar Bali

Pakar Geologi ITS Amien Widodo mengatakan, di Surabaya ada dua patahan aktif yang berpotensi menimbulkan gempa.

Yakni, patahan Surabaya dan patahan Waru. Temuan patahan itu penting untuk membuat sarana mitigasi bencana yang tepat. Agar bisa menekan kerugian, baik materiil maupun nonmateriil.

Amien menyampaikan, selain struktur bangunan, kondisi tanah bisa menjadi paramater untuk melihat efek yang ditimbulkan gempa.

Tanah memiliki karakteristik yang berbeda saat dikenai beban gempa. Tanah bisa mengalami likuefaksi dan amplifikasi.

Likuefaksi merupakan peristiwa yang terjadi pada tanah yang memiliki lapisan pasir.

Di dalam tanah tersebut terdapat air dalam kondisi jenuh yang kemudian akan mendorong ke atas serta mengakibatkan pasir dan air langsung keluar. Peristiwa tersebut terjadi dalam gempa Palu lalu.

Dia menambahkan, masih ada kemungkinan terjadinya likuefaksi di wilayah Surabaya. Hal tersebut disebabkan, selain endapan rawa, terdapat tanah yang berjenis endapan pasir pantai.

Namun, dia melanjutkan, perincian luas tanah yang terdampak belum bisa ditentukan karena sifat penelitian tanah yang berlangsung hanya memindai lapisan.

kawasan Surabaya Timur dan Utara yang jenis tanahnya berupa endapan rawa lebih berpotensi mengalami amplifikasi atau penguatan gelombang gempa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News