Ingat Freeport, Ingat Julius Tahija

Ingat Freeport, Ingat Julius Tahija
Julius Tahija (tiga dari kanan) bersama tentara Sekutu di Australia. Foto: Repro buku Julius Tahija.

15 Agustus 1945, Perang Dunia II berakhir. Ditandai dengan menyerahnya Jepang pada Sekutu, setelah Nagasaki dan Hiroshima luluh lantah kena bom atom.

Dua hari kemudian, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Jadilah Indonesia negara pertama yang merdeka usai Perang Dunia II. 

Penghujung September 1945, Sekutu sebagai pemenang perang mulai berdatangan ke Indonesia. Belanda turut serta, begitu pun Julius Tahija. 

Lelaki kelahiran Surabaya 1916 itu diangkat jadi ajudan Panglima KNIL Jenderal Simon Spoor, musuh besar Jenderal Soedirman. 

Tahija dan Spoor sudah saling kenal sejak Perang Dunia II. Spoor adalah Kepala Operasi Intelijen di Australia. 

Kembali ke kalimat pembuka di atas. Lantas, apa hubungan Julius Tahija dengan Freeport Indonesia? --bersambung (wow/jpnn)

 

(baca: Sebelum Para Eksekutif Freeport Datang...)

TAK lengkap membicarakan Freeport tanpa menyebut nama Julius Tahija. Freeport tanpa Tahija, mungkin akan lain ceritanya. Wenri Wanhar - Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News