Ingat Pesan Bung Karno, Jangan Hancurkan Pabrik Semen
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pembangunan Djuni Thamrin menilai, ada kontestasi tidak fair dan seimbang dalam menilai kepentingan pembangunan industri semen nasional yang dijalankan BUMN, dengan penilaian keselarasan ekologi. Khususnya dimensi lingkungan yang dikampanyekan sejumlah aktivis lingkungan.
Menurut Thamrin, dalam pandangan sebagian aktivis lingkungan, pengadaan semen sebagai salah satu komoditi strategis untuk pembangunan infrastruktur, dinilai akan merusak dan mengorbankan lingkungan.
"Saya kira Itu paradigma lama yang sempit. Dalam paradigma sustainable development, pembangunan industri semen dapat dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup bagi generasi berikut," ujar Thamrin dalam pesan elektronik yang diterima Sabtu (11/3).
Thamrin mencontohkan pendirian pabrik semen milik negara di Rembang, Jawa Tengah, telah berwawasan lingkungan.
Sisa penambangan batu gamping di site Tuban dan Gresik Jawa Timur, telah direklamasi kembali yang kemudian ditanami dengan tanaman produktif.
"Sisa penggalian tanah liat juga sudah ditransformasi menjadi embung maupun waduk mini yang dapat memberikan pengairan untuk sawah disekitarnya dan perikanan tambak terpadu. Produksi tani sawah bahkan dapat dilakukan panen tiga kali per tahun dengan rata-rata produksi sembilan ton/hektar gabah kering, " ucap peraih gelar PhD dari salah satu universitas di Malaysia ini.
Thamrin meyakini, kekhawatiran para aktivis lingkungan tidak akan terjadi. Karena dengan penerapan sistem penambangan yang menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir, semua potensi kerusakan sudah dibuatkan mitigasinya.
"Jadi, sejauh ini tidak ada kontestasi dan benturan paradigma industri dan lingkungan dalam industri semen di Kabupaten Rembang. Potensi kontestasi justru sangat mungkin terjadi antara modal asing dan BUMN untuk menguasai supply semen di Jawa dan Indonesia," kata Thamrin.
Thamrin mengemukakan kekhawatiran tersebut, karena semua pemain besar industri semen dunia, telah mencengkramkan pengaruhnya di Indonesia.
Pengamat pembangunan Djuni Thamrin menilai, ada kontestasi tidak fair dan seimbang dalam menilai kepentingan pembangunan industri semen nasional
- Kuartal I 2024, SIG Catatkan Laba Rp472 Miliar
- Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif
- Berkah Ramadan, Rumah BUMN SIG di Rembang Raup Lonjakan Penjualan Hampers
- Rangkaian Safari Ramadan 1445 H: SIG Salurkan Bantuan & Santunan di 7 Provinsi
- SIG Berangkatkan Ratusan Peserta Mudik Bersama BUMN 2024 ke 4 Provinsi
- Gelar Pasar Murah Menjelang Akhir Ramadan, SIG Salurkan 6.000 Paket Sembako di Area Operasi