Ingin Menang, Jangan Sembarangan Bikin Slogan

Ingin Menang, Jangan Sembarangan Bikin Slogan
Hingdranata Nikolay. Foto: Soetomo Samsu
HAMPIR semua calon kepala daerah mengusung slogan tertentu saat kampanye. Kalimat slogan sering kali menggunakan susunan kata yang kaku, normatif, yang sekaligus menggambarkan visi-misinya saat nanti berkuasa. Adakah kalimat-kalimat slogan punya andil mempengaruhi massa?

-------------

Soetomo Samsu-Jakarta

------------

Bagi warga Sumut, tentunya masih ingat betul slogan unik Syamsul Arifin saat maju dalam pilgub 2008 silam. "Rakyat tak lapar, rakyat tak bodoh, rakyat tak sakit". Kalimat itu nampak tidak keren. Namun faktanya, Syamsul bersama pasangannya saat itu, Gatot Pujo Nugroho, akhirnya memenangkan pilgub Sumut 2008.

Hingdranata Nikolay, seorang peraih gelar Licensed Master Trainer of Neuro-Linguistic Progamming (NLP) dari perintis ajaran NLP Dr Richard Bandler, menyatakan, slogan yang diusung kandidat calon, baik capres maupun calon dalam pemilukada, punya pengaruh besar dalam memengaruhi publik.

HAMPIR semua calon kepala daerah mengusung slogan tertentu saat kampanye. Kalimat slogan sering kali menggunakan susunan kata yang kaku, normatif,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News