Ini Aksi Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Siswi Kelas 4 SD

Ini Aksi Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Siswi Kelas 4 SD
Ini Aksi Dugaan Kekerasan Seksual Libatkan Siswi Kelas 4 SD

Orangtua siswi korban lainnya mengatakan, sebenarnya peristiwa ini sudah diredam dengan meminta pihak sekolah mengeluarkan anak tersebut.

Akan tetapi lantaran orangtua pelaku yang disebut-sebut dari kalangan lembaga swadaya masyarakat (LSM) melakukan tekanan ke pihak sekolah, jangankan tindakan, teguran pun tak kunjung diberikan pihak sekolah.

Karenanya para orang tua murid pun menuding lemahnya pengawasan pihak sekolah. "Peristiwa ini tidak akan terekspos jika pihak sekolah memindahkan anak itu. Tapi kita sudah lelah dengan memikirkan peristiwa ini. Toh, begitu pun tetap saja tidak ada tindakan yang dilakkukan pihak sekolah terhadap anak itu. Makanya kita pikir, aksi adalah jalan yang terbaik," beber perempuan yang juga tak ingin namanya ditulis itu.

Menurut mereka, sikap tak koperatif kerap ditunjukkan orangtua pelaku dengan terus membantah jika anaknya melakukan kekerasan seksual. "Lantaran bapaknya (orangtua pelaku, Red) merasa orang LSM dan sok hebat maka dia tidak mau mengakui itu. Dan yang kami palaknya (kecewa dan marah, Red) lagi, pihak sekolah pun gak pernah melakukan skorsing atau apapun untuk menindak pelaku," katanya.

Upaya mediasi yang beberapa kali dilakukan juga mentok. Artinya tidak membuahkan titik temu antara kedua belah pihak. Oleh karenanya aksi puluhan para orangtua itu memuncak dan meminta kepala sekolah mengeluarkan anak tersebut.

Kepada wartawan, Kepala SDN Percobaan Medan, Eli, mengatakan, pihaknya sudah berusaha mencari tahu kronologi cerita dari para siswi yang menjadi korban. Dia mengaku bahwa ada penyimpangan yang dilakukan oleh anak didiknya.

"Kejadian itu terjadi tanggal 29 dan 30 September lalu. Anak-anak cerita bahwa mereka ditarik Sari dan Bunga (bukan nama sebenarnya) ke kamar mandi, lalu dibuka celana dan dimasukkan sikat kamar mandi ke dalam kemaluan mereka," jelas Eli.

Dia mengatakan para siswi yang jadi korban kekerasan itu mengaku takut mengungkapkan kejadian tersebut kepadanya dan juga guru lainnya. Setelah tiga hari dari kejadian, si anak baru cerita kepada temannya, kemudian pada Selasa (7/10) barulah cerita itu terdengar oleh pihak sekolah.

MEDAN - Kehebohan terjadi di Sekolah Dasar Negeri Percobaan No. 19 Jalan Sei Petani,  Kecamatan Medan Baru, Selasa (14/11) sekira pukul 11.00

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News