Ini Bukan Hoaks, Jelang Imlek Apel China Mulai Diburu

Ini Bukan Hoaks, Jelang Imlek Apel China Mulai Diburu
Salah satu pedagang di Pasar Gede, Surakarta memperlihatkan apel bertuliskan huruf China, Senin (13/1). Foto: ANTARA/Aris Wasita

jpnn.com, SOLO - Jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020 buah impor mulai diburu konsumen untuk keperluan sembahyang dan dijadikan sebagai bingkisan.

"Imlek kan masih dua minggu lagi, tetapi saat ini permintaan mulai banyak, khususnya apel yang ada tulisan Chinanya," kata salah satu pedagang buah Jumadi di Pasar Gede Solo, Senin (13/1).

Khusus untuk buah apel dengan tulisan tersebut, sejak tiga hari yang lalu Jumadi bisa menjual hingga 140 kardus, yang mana satu kardus berisi 20 buah apel.

Meski demikian, saat ini ia mencadangkan hingga 600 kardus untuk mengantisipasi permintaan mendadak dalam jumlah banyak dari konsumen. Buah lain yang juga mengalami peningkatan permintaan yaitu jeruk ponkam.

"Harga antara jeruk dan apel ini hampir sama, kisarannya Rp300.000-Rp350.000/kardus. Untuk harganya tidak ada kenaikan dibandingkan hari normal, bahkan saya minta potongan harga dari distributor karena kan ini untuk keperluan sembahyang," katanya.

Sementara itu, jika pada tahun lalu di sepanjang perayaan Imlek ia bisa menjual hingga 2.500 karton buah, untuk saat ini ia memperkirakan akan ada kenaikan.

"Harapannya bisa jual sampai 3.000 karton. Kelihatannya penjualannya lebih baik dibandingkan tahun lalu karena sudah kelihatan sejak beberapa waktu yang lalu, orang sudah berbondong-bondong membeli," katanya.

Pedagang lain Sofiatun juga mengaku sudah ada permintaan untuk buah-buah yang digunakan pada perayaan Imlek, yaitu apel, pir, dan jeruk. Ia mengatakan untuk pir, kebanyakan konsumen memilih yang jenis golden.

Jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2571/2020 buah impor mulai diburu konsumen untuk keperluan sembahyang dan dijadikan sebagai bingkisan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News