Ini Cara Terbaik Hadapi Mereka yang Alami Depresi

Ini Cara Terbaik Hadapi Mereka yang Alami Depresi
Acara Think Woman Teman Bicara di Surabaya. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Jangan tinggalkan orang yang tengah depresi sendirian. Temani dan berilah perhatian. Namun ingat, jangan terkesan mengorek-ngorek atau kepo. Hal itu yang diimbau dr Aimee Nugroho SpKJ dalam acara Think Woman Teman Bicara, Cek Kesehatan Jiwa Kita Yuk! di Kudos Cafe kemarin (10/10). 

Hal itu dibenarkan Sisca Maya. Perempuan yang mengalami borderline personality disorder tersebut mengaku, jika ada teman yang terlalu mengorek-ngorek, dirinya akan jengah. Dia juga meminta orang-orang di sekitarnya bisa melihat kondisi hati penderita depresi. ''Kalau ada yang bilang, aku nggak apa-apa, itu sebenarnya ada apa-apa,'' katanya. Lebih baik jaga kontak, tidak mendesak dia bercerita. 

''Raih mereka dengan menyapa. Misalnya, eh ada film ini bagus. Mau nonton gak. Kalau menjawabnya masih ogah-ogahan, dia mungkin masih down. Kasih waktu sebentar, lalu sapa lagi dengan bahasan yang ringan,'' ujar perempuan yang mengaku mengalami depresi sejak ditinggal adik kesayangannya menikah tersebut. Dia tidak tahu telah mengalami depresi. Ibu dua anak itu hanya merasa badannya sakit. Tetapi, ketika dia diperiksa dokter, tidak ada masalah. 

Temannya memberi ide untuk pergi ke psikiater, ternyata berhasil. Kini, untuk mengurangi kemungkinan depresi lagi, Sisca diminta mencari passion-nya. Setelah sempat menekuni fotografi, dia mencoba berolahraga lari. Sekarang dia bahkan sudah terbiasa berlari berkilo-kilo meter. Menurut dia, itu cukup menyenangkan. "Bulan depan nanti saya juga mau ikut triatlon di Bali. Itu lomba berenang terus langsung lanjut bersepeda dan lari," imbuhnya. 

Acara yang dilangsungkan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia tersebut memang ingin meraih orang-orang yang rentan depresi untuk mau membuka diri dan mencari bantuan. "Perempuan itu unik dan berbeda. Kita sebagai agency ingin mewadahi masalah yang sedang mereka hadapi,'' ucap Kika Dhersy Putri, CEO Think Woman sekaligus penyelenggara acara itu. 

Meraih orang-orang yang rentan depresi juga dilakukan Pamela Tan. Perempuan yang mengalami postpartum depression itu merasakan sendiri menderitanya terkena depresi. Dia tiga kali mencoba bunuh diri. Karena itu, sekarang dia rajin menanyakan kabar teman-temannya yang baru saja melahirkan. ''Kalau ada apa-apa, mereka bisa cerita sama saya,'' terang perempuan yang depresi karena dikritik hanya mempunyai sedikit ASI itu.

Aimee menuturkan, perempuan sangat rentan depresi. Angkanya bisa sekitar 20 persen. Sementara itu, laki-laki hanya 7-12 persen. 

Dokter yang praktik di National Hospital dan Rumah Sakit Jiwa Menur tersebut menjelaskan, ciri-ciri depresi sangat banyak. Antara lain, suasana perasaan yang selalu sedih, kurangnya energi dan mudah lelah, kehilangan ketertarikan pada sesuatu yang dulu sangat disukai, sering sakit kepala, mual, pesimis, suka merasa bersalah, sulit tidur ataupun tidur terus, serta sulit makan ataupun makan terus. "Adanya ide-ide ingin mati juga termasuk,'' katanya. (ama/c20/any) 

ciri-ciri depresi sangat banyak. Antara lain, suasana perasaan yang selalu sedih, kurangnya energi dan mudah lelah, kehilangan ketertarikan hingga


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News