Ini Dia, Ahli Reparasi Tas dan Koper Paling Berjasa untuk Pemudik

Ini Dia, Ahli Reparasi Tas dan Koper Paling Berjasa untuk Pemudik
Marcia Suwono. Foto: Jawa Pos/JPG

Mau mudik, tas dan koper rusak? Sekarang tidak perlu khawatir. Ada Marcia Suwono, ahli reparasi di Jalan Gembongan, Surabaya. Jelang mudik Lebaran beberapa hari lalu Marcia kebanjiran pelanggan. Para pemudik yang tas dan kopersnya rusak

ALLAF DZIKRILLAH

KESIBUKAN Marcia Suwono, 53, di belakang meja kerja belakangan semakin meningkat. Marcia tampak telaten mengawasi pekerjaan anak buahnya. Dibutuhkan ketelitian dalam usaha reparasi tas dan koper. Misalnya, yang terlihat menjelang Lebaran tahun ini.

Dia sesekali mendampingi stafnya saat hendak menjahit. Pesan Marcia, jangan sampai salah menempatkan posisi jarum. Tujuannya, jahitan pada ritsleting koper tidak berubah. Anak buahnya praktis menjalankan instruksi si bos untuk mengikuti lubang-lubang kecil bekas jahitan sebelumnya.

Hasilnya ternyata sangat detail dan rapi. Bentuk jahitan koper yang direparasi tidak berubah sehingga terkesan masih baru. ''Keunggulan kami, tidak akan mengubah detail apa pun koper pelanggan,'' ujar Marcia.

''Hasil akhir tetap otentik,'' lanjut penerus usaha toko reparasi tas dan koper Cahaya Timur, Jalan Gembongan, Surabaya, tersebut. Ya, toko kecil berukuran 5 x 4 meter itu beroperasi sejak 1948.

Pendirinya adalah Liem Bie Liong. Sang founder merupakan ayah Marcia. Secara letak, toko itu terbilang kecil. Namun, ruangan dipenuhi beberapa display tas yang telah diperbaiki dan aksesori koper. Nama toko diklaim Marcia tersohor di Kota Pahlawan bahkan sampai luar Jawa Timur.

Terlebih, ketika musim Lebaran tiba, banyak pesanan yang berdatangan. Sebab, masyarakat membutuhkan tas maupun koper untuk dipakai mudik.

Marcia menceritakan, kebanyakan pelanggannya mengaku kerusakan koper terjadi saat perjalanan. Terutama ketika perjalanan udara. Koper sering diperlakukan tidak semestinya. Misalnya, dilempar-lempar, bahkan bisa sampai terbanting-banting.

''Pelanggan tidak hanya berasal dari Surabaya, melainkan ada yang dari Semarang,'' jelas perempuan berambut seleher itu. Yang bikin kewalahan, pelanggannya biasa memboyong lebih dari satu koper untuk direparasi. Peningkatan pelanggan bahkan mencapai 50 persen dari hari biasa.

Kendati Marcia tidak menyebut nominal, omzetnya bisa mencapai kisaran puluhan juta rupiah. Kebanyakan konsumennya berencana mudik atau libur saat hari raya. Namun, karena tas atau koper rusak, mereka lebih memilih mereparasi daripada harus membeli baru.

Marcia menjelaskan, rata-rata tas dan koper pelanggan rusak pada bagian ritsleting. Ada juga yang benangnya terurai. ''Kerusakan ritsleting bisa disebabkan kapasitas yang overload. Mereka masih memaksa memasukkan barang ke koper,'' jelasnya.

Keterampilan mereparasi koper, beber Marcia, diperoleh secara otodidak. Dia banyak belajar dari sang ayah. Saat kecil, Marcia sering diajak ayahnya mereparasi tas dan koper. Dia sendiri yang melihat detail ayahnya memasang roda koper, ritsleting, atau mengganti bahan kain dalam koper.

''Ayah selalu mengingatkan agar selalu mengutamakan detail. Itu yang saya pegang teguh sampai sekarang,'' paparnya.

Maria juga berpesan ke pelanggannya untuk menjaga koper agar tidak gampang rusak. Di antaranya, memahami kapasitas koper alias jangan sampai terlalu overload. Selain itu, suhu udara memengaruhi. Marcia menyarankan penempatan koper di suhu ruangan.

"Untuk perawatan, cukup pakai dry clean saja pada bagian kulit luarnya,'' kata Marcia. (*/c7/sep/flo/jpnn)

 


Mau mudik, tas dan koper rusak? Sekarang tidak perlu khawatir. Ada Marcia Suwono, ahli reparasi di Jalan Gembongan, Surabaya. Jelang mudik Lebaran


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News