Ini Kekurangan dan Kelebihan Gunakan APBD DKI 2014

Ini Kekurangan dan Kelebihan Gunakan APBD DKI 2014
Ini Kekurangan dan Kelebihan Gunakan APBD DKI 2014

jpnn.com - JAKARTA - DPRD DKI kemungkinan menyetujui penggunaan Peraturan Gubernur (Pergub). Konsekuensinya anggaran DKI akan kembali menggunakan pagu anggaran tahun 2014.

Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) menyatakan, penggunaan pagu anggaran 2014 lebih banyak memberikan kerugian ketimbang keuntungan. Salah satu kerugian dari penerapan pagu anggaran 2014 adalah rendahnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI.

"Belajar dari rendahnya penyerapan APBD 2014 hanya 80 persen, maka dengan sisa hanya delapan bulan ke depan bisa jadi penyerapan akan semakin rendah. Perkiraan hanya 70 sampai 75 persen," kata Sekjen FITRA Yenny Sucipto Jakarta, Minggu (22/3).

Penerapan pagu anggaran 2014, sambung Yenny, juga bisa menyebabkan duplikasi anggaran unit uniterruptible power supply sekitar Rp 5 triliun masih teralokasi di dalam APBD.

"Tentu juga anggaran-anggaran pengadaan yang lain," ujarnya.

Inovasi pelayanan publik, kata Yenny, juga tidak mendapat anggaran yang lebih banyak. Misalnya, peningkatan belanja Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, sekolah gratis, dan pengentasan kemiskinan. Selain itu, anggaran banjir juga tidak meningkat. Malahan anggarannya stagnan. Sehingga dikhawatirkan Jakarta masih akan berada dalam ancaman banjir.

Yenny menyebut pembangunan Jakarta akan macet jika menerapkan pagu anggaran 2014. Karena anggaran yang digunakan hanya untuk perawatan dan  melanjutkan pembangunan sebelumnya.

Pagu anggaran 2014 juga menyebabkan terganggunya pembangunan MRT. Alasannya, anggarannya tidak sesuai dengan kebutuhan pembangunan tahun 2015 sebesar Rp 5 triliun dari APBD DKI.

JAKARTA - DPRD DKI kemungkinan menyetujui penggunaan Peraturan Gubernur (Pergub). Konsekuensinya anggaran DKI akan kembali menggunakan pagu anggaran

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News