Ini Layanan Terbaru untuk Jemaah Haji Indonesia

Ini Layanan Terbaru untuk Jemaah Haji Indonesia
Ilustrasi calon jemaah haji. Foto: Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Layanan imigrasi Arab Saudi untuk jemaah haji akan dihadirkan di Indonesia. Untuk pertama kalinya, tahun ini layanan biometrics yang mencakup pendataan 10 sidik jari dan foto wajah setiap jemaah haji dilakukan di asrama haji di 18 Embarkasi seluruh Indonesia.

"Dengan layanan imigrasi di tanah air, maka waktu dan tenaga jemaah haji kita akan jauh terhemat. Mereka tak perlu lagi antre berjam-jam menunggu proses imigrasi di bandara Madinah maupun Jeddah," kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (9/6).

Menurut Lukman, tahun ini ada dua proses inovatif terkait imigrasi yang akan dilakukan di embarkasi haji di Indonesia. Pertama, proses perekaman data jemaah yang akan dilaksanakan di seluruh embarkasi, baik utama maupun antara. Proses ini mencakup perekaman biometrics.

Kedua, proses pre-clearance (verifikasi akhir) yang tahun ini baru diberlakukan ujicoba di tiga embarkasi, yaitu Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG), Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS), dan Embarkasi Surabaya (SUB). Khusus dari ketiga embarkasi tersebut, jemaah akan melakukan proses verifikasi akhir (pre clearence) berupa perekaman satu sidik jari dan stempel paspor di Bandara Cengkareng dan Surabaya.

Saat ini, ada 18 embarkasi di Indonesia, terdiri dari 13 Embarkasi Utama dan lima Embarkasi Antara. Embarkasi Utama meliputi Embarkasi Aceh (BTJ), Embarkasi Medan (MES), Embarkasi Padang (PDG), Embarkasi Batam (BTH), Embarkasi Palembang (PLM), Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG), Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS), Embarkasi Surakarta (SOC), Embarkasi Surabaya (SUB), Embarkasi Mataram (LOP), Embarkasi Banjarmasin (BDJ), Embarkasi Balikpapan (BPN), dan Embarkasi Ujung Pandang (UPG).

Sedangkan Embarkasi Antara ada di Provinsi Bengkulu, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah, dan Gorontalo.

"Intinya, sebagian besar proses imigrasi Saudi sekarang dilakukan di semua asrama haji di tanah air," ucapnya.

Perbedaan dari kedua proses tersebut, lanjut Lukman, terletak pada perlakuan kepada jemaah saat tiba di Bandara Madinah dan Jeddah. Untuk jemaah haji yang berangkat dari embarkasi JKG (Lampung, DKI Jakarta, Banten), JKS (Jawa Barat), dan SUB (Jawa Timur, Bali, dan NTT), karena sudah dilakukan proses pre-clearance di Bandara Cengkareng dan Bandara Surabaya, maka mereka akan diperlakukan sebagaimana proses penumpang di penerbangan domestik.

Tahun ini layanan biometrics yang mencakup pendataan 10 sidik jari dan foto wajah setiap jemaah haji dilakukan di asrama haji di 18 Embarkasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News