Ini Peristiwa Langka, Republik Islam Iran Memuji Keputusan Amerika

jpnn.com, TEHRAN - Kementerian Luar Negeri Iran menyambut baik keputusan Amerika Serikat yang akan berhenti mendukung pasukan koalisi Arab Saudi di Yaman.
Menurut Iran, keputusan itu akan jadi salah satu cara AS memperbaiki kesalahan pada masa lalu.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden minggu ini mengumumkan pihaknya berhenti mendukung pasukan koalisi Arab Saudi di Yaman.
"Berhenti mendukung koalisi Saudi, jika itu bukan manuver politik, maka itu akan jadi cara mengoreksi kesalahan masa lalu," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, sebagaimana dikutip dari kantor berita resmi setempat, Sabtu (6/2).
Biden pada Kamis (4/2) mengatakan pertempuran di Yaman, yang telah berlangsung lebih dari enam tahun, harus segera berakhir. Perang sipil tersebut, yang masih berlangsung sampai hari ini, diyakini banyak pihak sebagai perpanjangan konflik AS dan Rusia.
Terkait itu, Biden menunjuk Timothy Lenderking, diplomat veteran AS, sebagai utusan khusus pemerintah yang bertugas memperkuat lobi-lobi AS mengakhiri perang di Yaman.
Pertempuran di Yaman melibatkan tentara pemerintah yang didukung oleh pasukan Koalisi Arab Saudi dan kelompok bersenjata Houthi yang didukung oleh Iran.
Beberapa hari sebelum masa jabatannya berakhir, pemerintahan Donald Trump memasukkan Houthi dalam daftar organisasi teroris.
Menurut salah satu juru bicara Republik Islam Iran, keputusan itu akan jadi salah satu cara Amerika Serikat memperbaiki kesalahan pada masa lalu.
- Bea Cukai Tanjung Priok Fasilitasi Ekspor 10 Ton Galvanize ke Amerika Serikat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Respons Kritik AS soal QRIS, Waka MPR Eddy Soeparno: Terbukti Membantu Pelaku UMKM
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia
- Inilah Dampak Perang Dagang Tarif Resiprokal AS vs China Bagi Indonesia