Ini Salah Satu Opsi Mengatasi Krisis Ruang Isolasi Corona di Surabaya

Ini Salah Satu Opsi Mengatasi Krisis Ruang Isolasi Corona di Surabaya
Petugas menyiapkan tempat tidur di ruang isolasi sementara di Rumah Sakit Siloam, Jakarta, Sabtu (7/3). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Surabaya mengusulkan agar aset milik pemerintah kota setempat dijadikan ruang isolasi untuk perawatan pasien COVID-19, menyusul seluruh rumah sakit rujukan mengalami overload atau kelebihan kapasitas.

"Kami usulkan Pemkot Surabaya bisa memaksimalkan aset yang ada untuk dijadikan tambahan ruang isolasi," kata anggota Komisi C DPRD Surabaya Abdul Ghoni di Surabaya, Kamis (7/5).

Menurut dia, dengan kondisi seperti saat ini, pihaknya mengusulkan salah satu aset berupa kantor kecamatan bisa digunakan sementara untuk ruang isolasi untuk penanganan COVID-19 di Surabaya agar bisa berjalan cepat.

Selain itu, kata Politikus PDIP ini, dengan memanfaatkan aset milik Pemkot Surabaya untuk digunakan sebagai ruang isolasi, maka secara tidak langsung bisa menghemat anggaran penanganan COVID-19 di Surabaya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Surabaya Arif Fathoni kurang sepakat jika Pemkot Surabaya bekerja sama dengan pihak hotel maupun apartemen dalam rangka menyediakan ruang isolasi.

Hal ini, lanjut dia, dikarenakan Pemkot Surabaya tetap mengeluarkan anggaran untuk menyewa kamar hotel untuk ruang isolasi, sementara di sisi lain banyak aset milik Pemkot Surabaya yang tidak terpakai.

Aset daerah yang dipakai menurut Toni seperti halnya Stadion Gelora 10 November atau Stadion Tambaksari, Gedung Gelora Pancasila dan gedung-gedung lainnya yang diketahui terbengkalai.

Bahkan, lanjut dia, bila perlu Stadion Gelora Bung Tomo bisa dipakai untuk ruang isolasi. "Kondisinya mendesak, sehingga perlu penanganan yang cepat," katanya.

Abdul Ghoni menilai opsi ini sekaligus bisa menghemat anggaran penanganan pandemi corona di Surabaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News