Inikah Penyebab Murid Berani Pukul Guru?

Inikah Penyebab Murid Berani Pukul Guru?
HZF, murid yang pukul Achmad Budi Cahyanto. Foto: GHINAN SALMAN/Jawa Pos Radar Madura/JPNN.com

Padahal, guru menjatuhkan sanksi pasti memiliki sebab dan terukur. ”Undang-Undang Perlindungan Anak bagus. Tapi, jangan sampai kebablasan,” katanya.

Kepada pengelola sekolah, Ichwan berharap penanaman pendidikan karakter dipertegas. Mental dan perilaku siswa harus dipupuk dengan kebaikan. Salah satunya melalui aktivitas kerohanian.

Ketua PGRI Sampang Achmad Mawardi mengatakan, pendidikan karakter akan berhasil jika orang tua mendukung penuh. Waktu guru mendidik di sekolah terbatas. Anak lebih lama dengan orang tua.

”Membangun karakter siswa itu tidak mudah. Jangan hanya menyalahkan guru ketika anak itu bandel,” ucap Wawang, panggilan karib Achmad Nawardi.

Aturan di sekolah sudah luar biasa. Ada aturan dan tata tertib agar siswa betul-betul terdidik. Meski demikian, pihaknya tetap meminta agar guru tetap profesional. ”

Kesalahan siswa harus diingatkan dengan cara yang baik agar tidak terjadi ketersinggungan. Tapi, kami tetap mengecam tindakan siswa yang telah menganiaya gurunya sendiri,” jelasnya.

Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) Syamsuri menyatakan, peristiwa itu perlu dijadikan cambuk bagi masyarakat, pemerintah, orang tua, dan pengajar. Kasus tersebut merupakan contoh jelas degradasi moral dalam dunia pendidikan.

”Kalau ada yang membantah ide yang menyatakan tentang degradasi moral dalam dunia pendidikan, tunjukkan saja kasus ini,” jelasnya.

Achmad Budi Cahyanto, guru seni rupa di SMAN 1 Torjun, Sampang, Madura, meninggal dunia setelah dipukul muridnya, HZF.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News