Inilah Bangunan Kantor Penjajah Belanda saat Menguasai Jambi

Inilah Bangunan Kantor Penjajah Belanda saat Menguasai Jambi
Benteng Tembesi, Bekas Kantor Penjajah Belanda, di Kecamatan Muara Tembesi. Foto: Franciscus/Jambi Independent/JPNN.com

Penderitaan dan kesengsaraan terus menerus dirasakan oleh penduduk dan para pejuang. Setelah gugurnya sultan Taha Saifuddin, perjuangan melawan belanda tidak lagi teroganisir dengan baik dibandingkan dengan saat sultan Taha Saiffudin masih memimpin. Keadaan yang berat dibawah penjajahan pemerintahan Belanda berlangsung sampai pada tahun 1942. 

Pada Tahun 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang dan benteng Tembesi dikuasai oleh tentara Jepang.

Penderitaan rakyat Batanghari di bawah penjajahan Jepang lebih berat dibandingkan ketika Belanda yang menduduki benteng tersebut. Semua pejuang dan tentara republik yang tertangkap oleh tentara Jepang dimasukan kedalam sumur yang ada dalam benteng tersebut.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, menandai berkhirnya kekejaman tentara Jepang di Muara tembesi dan sekitarnya. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menyerang dan merebut benteng tersebut kemudian menjadikanya sebagai basis pertahanan serta asrama bagi para tentara pejuang. Seluruh pasukan Jepang mundur tanpa ada yang tersisa satupun di benteng tersebut. 

Pada saat agresi militer Belanda II, ke seluruh wilayah republik Indonesia, Benteng Tembesi kembali dikuasai oleh tentara Belanda. Mereka mengusir seluruh tentara keamanan rakyat dari benteng tersebut .

Keberhasilan upaya diplomatik yang dilakukan pemerintah pusat ikut berdampak pada keadaan di wilayah Muara Tembesi. Pasar Tembesi yang menjadi kompleks benteng Tembesi dikembalikan kepada pemerintah Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda. 

Penerima pengembalian tempat tersebut dilaksanakan langsung oleh Muhammad Hatta sebagi wakil presiden republik Indonesia saat itu. Beliau menemui langsung pimpinan militer yang bertugas di kawedanan Muara Tembesi, dalam bahasa belanda tempat tersebut dikenal dengan istilah kontrouler. 

Setelah terjadinya penyerahan kedaulatan oleh pemerintah Belanda, kawasan benteng di sekitar Pasar Tembesi yang menjadi pusat pemerintahan yang ruang lingkupnya sangat luas. 

BELANDA menjajah Indonesia lebih kurang tiga setengah abad lamanya. Tidak heran kalau pemerintah kolonial meninggalkan banyak jejak di bumi pertiwi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News