Inilah Kisah Pahlawan Nasional Asal Sulbar, Hj Andi Depu

Untungnya sebelum prajurit Belanda menyentuh tiangnya, para pengawal istana dan masyarakat bersenjata keris dan tombak menghalangi sekuat tenaga.
Pengawal istana telah mendapat pesan dari Hj Andi Depu bahwa tidak seorang pun yang dapat menurunkan bendera itu.
Hj Andi Depu yang saat itu baru selesai melaksanakan salat duha beranjak dari tempatnya dan berlari ke tiang bendera sambil mendekapnya sembari berseru.
"Biarlah saya gugur, mayatku terlangkahi baru bendera kau tumbangkan," serunya.
Singkat cerita, merah putih tetap berkibar, sedangkan Belanda meninggalkan tempat itu.
Dalam buku itu juga disebutkan bahwa Hj Andi Depu bersama pimpinan dan anggota laskar Kris Muda berjuang denga cara bergerilya di hutan.
Markas besarnya ketika itu dipindahkan ke Timbu. Demi melawan kaum penjajah, dia rela meninggalkan suami dan istananya demi perjuangan dan cita-citanya.
Pada 10 Maret 1946 di distrik Tapango, tepatnya di Buttu Gamba Salurebong, pengibaran bendera Merah Putih dalam suatu upacara diiringi lagu Indonesia Raya merupakan yang pertama kali di Mandar.
Hajjah Andi Depu adalah pahlawan perempuan dari Tinambung Poliwali Mandar yang turut berjuang melawan penjajah.
- Di Hadapan Ribuan Buruh, Prabowo Dukung Marsinah Jadi Pahlawan Nasional
- Wacana Gelar Pahlawan untuk Pak Harto dan Bagaimana Menyikapinya
- Muncul Penolakan Soeharto Sebagai Pahlawan Nasional, Mensos Merespons Begini
- Pernyataan Terbaru Mensos soal Soeharto Pahlawan Nasional
- Soeharto Memenuhi Kriteria Jadi Pahlawan Nasional, tetapi Terganjal Hal Ini
- SMSI Gelar Seminar Nasional, Tunda Usulkan RM Margono Djojohadikusumo Jadi Pahlawan