Inilah Mitos Borobudur yang Diyakini Sebagai Kebenaran Sejarah

Inilah Mitos Borobudur yang Diyakini Sebagai Kebenaran Sejarah
Borobudur pada 1925. Foto: Feenstra/Dok: KITLV

Dikirimnya seorang anak muda enerjik, Hermanus Christian Cornelius pergi menyelidiki. Betul ada mahakarya yang sudah dipenuhi belukar. 

Sehingga "Cornelius harus memerintahkan 200 pekerja dari kampung terdekat untuk membersihkan tumbuhan yang menutupi…membutuhkan waktu dua minggu, dan mengungkap suatu kisah yang tertatah di batu, lebih jelas daripada yang orang-orang lihat selama berabad-abad," tulis Tim Hannigan dalam buku Raffles.

Begitu Cornelius mendekat, di antara tumbukan besar batang pohon dan tumbuhan rambat yang ditebas, dia menyaksikan, "setiap dindingnya dihias ukiran timbul yang luar biasa…menampilkan adegan legenda Budha dalam urutan sesuai ceritanya."

Raffles, pak bosnya Cornelius dalam The History of Java menulis, "penampakan secara keseluruhan merupakan bangunan yang kokoh, dan tingginya sekitar 100 kaki, puncak menara setinggi 20 kaki, namun telah runtuh. Hampir semua bagian interior merupakan bukit itu sendiri."

Bahwa atas perintah Raffles-lah Borobudur dibersihkan dari belukar yang menyelimutinya, iya. Tapi, bila dikatakan dialah penemunya, ini yang perlu dikaji ulang.

Bukankah pada 1733, seorang Eropa bernama Frederik Coyett pernah ke sana?

"Catatan Eropa pertama mengenai tempat tersebut berasal dari seseorang bernama Frederick Coyyet yang mencuri sejumlah patung di sana pada 1733," tulis Hannigan. 

Perkara mencuri sesuatu dari Borobudur bukan saja dilakukan Coyyet. Raffles pun demikian. Dia mengakui itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News