Inilah Mitos Perawatan Kulit yang Selama Ini Keliru

Inilah Mitos Perawatan Kulit yang Selama Ini Keliru
Inilah Mitos Perawatan Kulit yang Selama Ini Keliru

"Orang-orang memakai krim vitamin E, [dan dari waktu ke waktu] melihat perbaikan, dan berpikir dengan agak tidak tepat 'oh ini karena krim yang saya pakai',  tapi nyatanya tidak," kemuka Dr Phillip.

Itu hanyalah, ketika tubuh Anda mengalami luka, ada proses penyembuhan yang lambat, bertahap dan alami selama jangka waktu sekitar 12 bulan.

Kini, para dokter kulit mempertimbangkan "sebuah fakta ilmiah yang membuktikan" bahwa penggunaan vitamin E tak ada manfaatnya bagi bekas luka, karena beberapa studi telah menguji ide ini, ujar Dr Phillip. Satu studi bahkan menemukan bahwa hampir sepertiga kasus, vitamin E menyebabkan iritasi kulit yang umum dikenal sebagai dermatitis kontak. Gaya berpakaian tertentu tertentu bisa membantu meningkatkan luka pada tahap awal mereka. Tapi setelah sekitar satu tahun, hanya perawatan dari dokter kulit yang bisa membantu.

3. Air laut membantu menyembuhkan luka

Inilah Mitos Perawatan Kulit yang Selama Ini Keliru

Fakta sebenarnya: Belum tentu. Kadang-kadang air laut juga bisa membuat luka semakin parah.

Air garam, yang asin, telah lama digunakan untuk mengobati luka, tapi air garam yang digunakan untuk tujuan ini haruslah steril (bebas dari bakteri), dan nyatanya air laut tak begitu.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk pergi ke laut dengan luka terbuka: kondisi sistem kekebalan tubuh, kondisi luka, kondisi laut tempat Anda berenang dan apakah Anda berada di iklim tropis, jelas ahli penyakit menular dan infeksi tropis, Profesor Bart Currie.

Ada banyak mitos dan informasi yang salah tentang organ terbesar dalam tubuh kita, yakni kulit. Dalam artikel ini, para ahli berpengalaman mengungkapkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News