Inilah Orang Pertama yang Mengabarkan Tsunami Aceh ke Jakarta

Inilah Orang Pertama yang Mengabarkan Tsunami Aceh ke Jakarta
Ilustrasi - Gelombang tsunami: Sultan Amanda/JPNN.com

“Jadi saat orang lagi merateb (berzikir) la ilaha illallah. Saya naik tiang. Menarik kabel. Listrik enggak ada, saya coba baterai. Kebetulan saat itu ada solar cell, ini untungnya. Memang setiap bencana itu ada kemudahan. Ada keajaiban,” tuturnya kepada Rakyat Aceh, Jumat (25/12).

Dia mengenang, hal pertama yang ia laporkan adalah gempa.

Dengan durasi waktu per dua jam sekali. Yulizar terhubung ke Jakarta tepat pukul 10.30 WIB.

Sebelum itu, ia sudah melakukan koordinasi dengan Panglima Laot (sebuah lembaga yang mengatur adat melaut di Aceh). Mereka melaporkan bahwa Banda Aceh sudah menghitam, tak tahu harus berlabuh ke mana.

Setelah itu, Yulizar berkoordinasi dengan camat setempat.

Saat gempa, dikisahkannya, masih ada jaringan di Aceh. Setelah tsunami semuanya putus total.

Seingat Yurizal, hanya ada satu provider dengan inisial F yang bisa terkoneksi.

“Jadi yang saya infokan, saya enggak tahu waktu itu istilahnya tsunami. Kami menyebutkan bahwa di Banda Aceh telah terjadi gelombang pasang, dengan jumlah kematian sekian. Ditanya apa kebutuhan, kami laporkan kebutuhan kantong mayat, mungkin di atas seribuan. Loh kok segitu banyak? Gila apa. Mereka tidak tahu,” jelasnya.

Dia kehilangan istri, anak dan mertua saat Tsunami Aceh. Namun, atas laporannya ke Jakarta, terbentuklah Crisis Center.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News