Inilah Pidato Lengkap Mama Aleta yang Menggetarkan Forum Kebudayaan Sedunia

Kebun dan hutan adat kami banyak diubah menjadi hutan milik negara. Akibatnya banyak mata air yang dangkal dan hilang. Banyak ternak tak bisa lagi merumput dan minum. Pohon-pohon hutan ditebas. Ditanami mahoni, jati, akasia dan gemilina--lebih seragam.
Lahan kami tak hanya menyempit. Kayu bakar juga susah dicari, pun kayu untuk pagar kebun dan bertani. Status hutan adat dibuat menjadi kabur. Lantas diklaim menjadi hutan negara.
Pada beberapa kasus, masyarakat didorong menebang hutan adatnya. Kemudian ditanami tanaman yang seragam, atau jenis baru, lantas diubah statusnya menjadi kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Pada 1990-an, tanpa bertanya kepada kami, pemerintah juga mengeluarkan izin-izin pertambangan yang mengijinkan perusahaan membongkar gunung-gunung batu.
Mereka adalah PT So'e Indah Marmer dan PT Karya Asta Alam yang mendapat izin menambang Fatu Naususu--Anjaf di Fatukoto.
Sementara PT Setia Pramesti mendapat konsesi untuk batu Nua Mollo di Ajobaki.
PT Semesta Alam Marmer mendapatkan gunung batu Naetapan di Desa Tunua.
PT Sagared Mining diberikan konsesi tambang untuk batu Fatumnut, dan PT Teja Sekawan mendapat izin untuk menambang Fatulik dan Fatuob di Fatumnasi--Kuanoel.
HARI ini, peserta World Culture Forum 2016 di Nusa Dua Bali Convention Center dibuat terpukau oleh Aleta Baun yang didaulat menyampaikan pidato pembuka.
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu