Inilah Sajak Perang Oom Prabowo Subianto

Inilah Sajak Perang Oom Prabowo Subianto
Subianto Djojohadikusumo dan adiknya Sujono Djojohadikusumo. Foto: Public Domain.

Lalu, bersama-sama dengan para taruna AMT, berangkat dari markas Resimen IV TRI menuju markas Jepang di desa Lengkong, Serpong, Tangerang, dengan tiga truk dan satu jip militer.

Keberangkatan siang itu, sebagaimana ditulis Moehkardi dalam buku Pendidikan Perwira TNI AD di Masa Revolusi, diliputi suasana optimis.

Sebenarnya ini adalah aksi tipu-tipu. Berkedok operasi gabungan TKR-Sekutu yang akan melucuti Jepang.  

Sesampai di tujuan, Daan Mogot berunding dengan Kapten Abe, pimpinan tentara Jepang di markas Lengkong. 

Perundingan berlangsung baik. Sebab, mereka sudah saling kenal. Daan Mogot didampingi Alex Sajoeti, taruna AMT yang mahir berbahasa Jepang.

D luar ruang runding, Soebianto dan Soetopo mengerahkan para taruna AMT masuk barak. Sekira 40 serdadu Jepang dijejer di lapangan. Senjata mereka dikumpulkan. 

Sampai sejauh ini, para “saudara tua” termakan muslihat. 

“Mereka percaya bahwa yang sedang bertugas adalah operasi gabungan TKR-Sekutu,” tulis buku Kemal Idris--Bertarung dalam Revolusi, karya Rosihan Anwar, Ramadhan KH, Ray Rizal, Din Madjid.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News