Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia

"Sebenarnya, yang mengkhawatirkan lainnya adalah video-video musik di Reels, karena bisa vulgar," ujarnya.
Hape yang dipakai bersama
Beberapa orang tua asal Indonesia di Australia yang dihubungi ABC mengaku belum mau memberikan ponsel kepada anaknya, karena tak ingin hidup anaknya jadi dikuasai teknologi.
Vironica mengatakan gadget atau gawai akan membuat anak-anak terpapar pada hal-hal yang belum mampu mereka pahami dan akhirnya tidak tahu bagaimana harus menyikapinya.
Vironica saat ini hanya memperbolehkan anak perempuannya untuk memiliki 'gadget time', tapi dibatasi maksimal setengah jam setiap malam.
"Kalau mereka sudah pegang gadget dan main medsos, mereka lupa semuanya dan membuat itu yang mengontol hidup mereka," kata Vironica.
"Selama ini aku mikirnya I am the weird one karena sekelilingku anak-anaknya semua sudah dikasih hape, dan mereka bertanya balik ke aku 'lho, anakmu belum punya hape?"
Leny, warga asal Indonesia yang bekerja menjadi guru dan tinggal di Darwin, mengatakan kedua anaknya, yakni Peter (18 tahun) dan Eva (15 tahun) juga tidak memiliki ponsel dan akses ke sosial media.
"Anakku si Peter itu enggak mau punya telepon, … menurut dia itu buang-buang waktu, adiknya karena melihat koko-nya enggak punya ya dia enggak punya juga," kata Lenny.
Sejumlah ibu asal Indonesia di Australia menyetujui aturan yang akan melarang remaja Australia di bawah 16 tahun bermain media sosial
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025