Inilah Sosok di Balik Logo HUT Ke-71 RI...Keren!

Inilah Sosok di Balik Logo HUT Ke-71 RI...Keren!
Adityayoga memamerkan karyanya, Logo HUT Ke-71 Republik Indonesia. Foto: BAYU PUTRA/JAWA POS

Tidak sebatas menerima desain yang dibuat entah oleh siapa. Hubungan emosional antara desainer dan pemilik produk akan memperkuat produk bersangkutan. 

Di antara hampir 40 produk Indikasi Geografis yang hak ciptanya terdaftar, ADGI pun mengusulkan sekitar 16 produk segera dibuatkan desain kemasan.

Beberapa di antaranya adalah beras Krayan dan pala. Beras Krayan selama ini dijual di Malaysia dengan cara rebranding menggunakan merek Malaysia. Padahal, itu beras dari Kalimantan wilayah Indonesia yang memang ditanam di kawasan perbatasan. 

Begitu pula pala. Aditya mengingatkan, pala adalah alasan armada dari Eropa datang ke Nusantara ratusan tahun lalu. Artinya, pala adalah salah satu identitas Indonesia. Itu tidak boleh terlewat.  

Aditya mengaku punya pengalaman pahit terkait apa yang disebutnya sebagai identitas Indonesia itu. Belum lama ini, dia datang ke Bajawa, Nusa Tenggara Timur, dan menginap di sebuah hotel. Hotel tersebut menyediakan menu kopi. 

”Tapi, kopi yang disajikan kopi instan dalam kemasan. Ini ironis sekali. Padahal, kopi Bajawa segitu terkenalnya,’’ ucap anak kedua di antara dua bersaudara itu. 

Begitu pula halnya saat menginap di hotel di Aceh. Yang disiapkan adalah kopi pabrikan, bukan produk lokal macam kopi Gayo. ”Seharusnya produk-produk lokal itu ’menyerang’ lebih dahulu dengan cara ditaruh di gerbang-gerbang pariwisata,” tuturnya. 

Di situlah, menurut Aditya, desain bisa mengambil peran. Tidak sekadar menjadi pemanis tampilan kemasan. ”Tapi harus mampu membuat produk menjadi sebuah identitas,” imbuhnya. (*/c9/ttg)


SIMPEL, tanpa hiasan bendera dan angka yang dihias mirip bulu Garuda. Bagi Adityayoga, desain tak boleh berhenti hanya sebagai karya visual. 


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News