Innalillahi, Jules Bianchi Embuskan Napas Terakhir

Innalillahi, Jules Bianchi Embuskan Napas Terakhir
SELAMAT JALAN: Jules Bianchi meninggal setelah mengalami koma selama sembilan bulan akibat trauma otak. (Shizuo Kombayashi/AP)

Efek insiden Bianchi itu membuat FIA langsung melakukan kajian ulang. Sebab, selain kondisi lintasan yang basah, kurang terangnya penerangan lintasan ditengarai kuat menjadi penyebab kecelakaan Bianchi.

FIA pun langsung mengubah jadwal grand prix di lima negara yang berbeda, yakni Australia, Malaysia, Tiongkok, Jepang, dan Rusia. Jadwal race di lima negara tersebut dilangsungkan lebih awal demi keamanan pembalap.

Di sisi lain, kecelakaan itu memupus harapan keluarga untuk melihat masa kejayaan Bianchi di Formula 1. Pembalap yang meninggal di usia 25 tahun tersebut merupakan cucu Mauro Bianchi, juara tiga kali balap mobil kategori GT. Kisah sukses juga dimiliki kakek buyut Bianchi, Lucien Bianchi. Lucien merupakan juara 24 Hours of Le Mans 1968 dan menjadi pembalap Formula 1.

Duka itu semakin mendalam mengingat kecelakaan yang dialami Bianchi terjadi ketika kemampuannya telah diakui. Keberhasilan meraup poin pertama di GP Monaco 2014 membuat Bianchi mendapat predikat sebagai pembalap Ferrari masa depan. Apalagi, Bianchi pernah berstatus pembalap cadangan di tim kuda jingkrak itu.

Namun, dukungan bagi keluarga Bianchi terus mengalir. Musim ini pembalap Renault Romain Grosjean mengenakan helm yang didesain khusus sebagai tribute kepada Bianchi. Kehadiran Bianchi pun masih berbekas di timnya.

”Jules adalah bakat yang cemerlang. Dia bisa melakukan hal besar dalam olahraga kami. Sosok yang lembut, ramah, dan bermotivasi tinggi. Sosok manusia yang hebat. Susah menggambarkan betapa kesedihan menyelimuti kami di pagi hari ini,” ujar team principal Manor Marussia Formula 1 John Booth.

Hal itu diakui Philippe Bianchi menjadi penyemangat bagi keluarganya pada masa sulit saat ini. Menurut dia, pesan yang disampaikan orang-orang membuktikan bahwa Bianchi telah memberikan cahaya pada hidup mereka.

”Jules telah berjuang hingga napas terakhirnya. Namun, hari ini perjuangannya telah sampai di garis finis,” tulis Jules Bianchi Fans Club. (rif/c11/ady)

NICE – Suasana sedih kembali menyelimuti ajang balap Formula 1. Setelah 21 tahun tragedi Ayrton Senna, publik balap jet darat itu kembali berduka.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News