Inovasi Teknologi Memperlambat Proses Penuaan Dini

Inovasi Teknologi Memperlambat Proses Penuaan Dini
Prof Dr Fedik Abdul Rantam, peneliti dari Pusat Stem Cell Research and Development Universitas Airlangga (Unair). Foto: Mesya/JPNN.com

"Sel yang tua (mati, red) lepas yang muda naik, menggantikan yang kulit tua. Caranya tentu ada reseptornya di sel itu, ketika ditangkap maka akan merangsang signaling di sel itu, untuk menggantikan sel yang rusak," jelas Fedik yang ditemui dalam Ekspose Produk Inovasi sebagai Capaian Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Bogor, Rabu (19/12).

Untuk menstimuasi bisa dilakukan dengan beragam cara. Bukan suntik saja tapi juga melalui tetes, oles dan lainnya seperti serum. Itu untuk merangsang sel agar menjadi sel yang normal.

Menurut ahli sel ini, proses pemulihan sel berlangsung setiap 19 hari. Normalnya seperti itu. Itu siklusnya (renewal), ada juga yang cukup dua minggu, misalnya untuk menghaluskan.

Proses regenerasi sel yang cepat ini, kata Prof Fedik, tidak berbahaya. Sebab, stem cell yang dipakai divalidasi, artinya sel yang tidak mungkin tumbuh terus menerus seperti sel kanker. Kalau sel multikoten yakni sel yang terbatas menjadi sel tertentu. Biasanya dari bayi yang sudah lahir. Tapi kalau masih embrio itu sel purikoten, makanya embrio anak itu tidak boleh digunakan karena bisa menjadi kanker.

"Prinsipnya, kami tetap seleksi selnya harus antikanker, infeksi virus, dan lainnya. Semua harus bebas dari penyakit seperti HIV, Herpes, Gonorhoe dan lainnya. Kalau lolos baru bisa dipakai tapi kalau masih infeksi tidak boleh digunakan. Misalnya orang yang pernah kena penyakit herpes itu selnya sudah tidak bisa dipakai stem cell," paparnya.

Saat ini stem cell anti-aging dikembangkan bersama PT Phapros dan menunggu izin BPOM untuk produksinya. Targetnya tahun depan sudah bisa diproduksi besar-besaran.

Dia berharap, stem cell ini bisa menjadi produk inovasi teknologi yang bisa mendorong start up baru. Di Indonesia produk anti-aging masih didominasi bahan kimia. Tahun depan, untuk kali pertamanya akan diproduksi anti-aging dengan bahan sel (biologi).

Prof Fedik - peneliti stem cell anti-aging - sudah berkutat dengan sel sejak 1984. Tahun 1990-an dia tinggal di Jerman dan bekerja dengan dunia sel. Dari pengalaman di Jerman itu dia mengembangkan sendiri.

Stem Cell adalah sel regeneratif yang kini populer di dunia kecantikan, membuat wajah lebih awet muda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News