Insentif Guru Honorer Belum Dibayar, Jam Mengajar Padat, Andi Protes

jpnn.com, MAKASSAR - Anggota DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta pemerintah daerah (pemda) di provinsi itu memasukkan anggaran insentif guru honorer tingkat SMA/SMK ke dalam APBD.
Pengalokasian anggaran insentif guru honorer itu diperlukan agar penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak menjadi polemik.
"Kami akan arahkan dimasukkan ke APBD Perubahan," kata Wakil Ketua Komisi E DPRD Sulsel Andi Muhammad Irfan AB di Makassar, Senin (18/7).
Pernyataan itu disampaikan Andi merespons polemik pembayaran insentif guru honorer di sekolah yang kesulitan anggaran, karena hanya mengandalkan dana BOS.
Irfan menyebut ada sejumlah pengajar yang insentifnya dibayarkan APBD, sehingga tidak semua guru honorer mendapat hak yang sama.
Politikus PAN itu mengatakan dari laporan yang diterima, polemik itu terjadi di Kabupaten Luwu, Soppeng, Barru, Bulukumba, dan beberapa daerah lain.
Polemik muncul setelah ada sekolah yang memiliki banyak siswa dengan dana BOS cukup, sedangkan sekolah lain yang memiliki sedikit siswa, dana BOS-nya minim.
"Ini menjadi perhatian kami, karena menyangkut kesejahteraan guru. Walaupun guru honorer, waktu mengajarnya juga padat, tetapi tidak berimbang dengan pendapatan mereka," tutur Irfan.
Anggota DPRD Sulsel Andi Muhammad Irfan protes soal insentif guru honorer yang tidak merata dan belum dibayarkan, padahal jam mengajar mereka padat.
- Imbauan MenPAN-RB & BKN Tak Ampuh, Honorer K2 Teknis Tetap Diputus Kontrak
- 5 Berita Terpopuler: CPNS & PPPK Semringah, Bagaimana Nasib Honorer Gagal Seleksi Paruh Waktu, Kapan Jadwal Ulang?
- 137 CPNS & 449 PPPK Terima SK, Bupati Sahrujani Beri Pesan Begini
- CPNS & PPPK Tahap 1 Semringah, SK ASN di Tangan, Semua Honorer K2 Terakomodasi
- Apakah Honorer Gagal Seleksi Tahap 2 jadi PPPK Paruh Waktu?
- 600 Honorer Terpaksa Diberhentikan, Bupati Rio Minta Maaf