Internet Kalahkan Tadarus

Internet Kalahkan Tadarus
Internet Kalahkan Tadarus
Menurutnya, saat malam, warnet di dekat rumahnya memang tutup. Akibatnya mereka memang ke masjid. Namun saat selesai Shalat Tarawih mereka memang pulang ke rumah dan bermain-main bersama kawan. ”Kadang kami main petasan, kadang hanya sekadar berkumpul,” ujarnya lagi.

Tak jauh berbeda, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Padang, Riki Haspandi, juga lebih banyak menghabiskan waktu senggangnya, siang atau pun malam di warnet atau di tempat permainan billiard. ”Dulu waktu masih sekolah ya ada tadarusan, sekarang jatahnya yang muda-muda lagi,” katanya sambil bergurau. Riki mengaku tidak ada teman untuk melakukan tadarusan. Sebab, teman-temannya juga lebih sering menghabiskan waktu dengan bermain game di warnet.

Sementara Helmi, salah seorang ibu rumah tangga di kawasan Lubukbuaya mengakui dia tidak menyuruh anaknya ke masjid untuk tadarus. Karena setahunya di masjid tidak ada anak-anak yang ikut tadarus di masjid. Dia takut anaknya justru bermain-main di luar dan mengerjakan hal yang tidak baik bersama temannya.

”Seharusnya ketika Pemko mempunyai pesantren Ramadhan untuk tarawih dan mengikuti bimbingan pada siang hari, setiap masjid juga mempunyai program untuk membuat anak-anak mengikuti tadarus. Mungkin sedikit reward yang dijanjikan akan membuat anak-anak lebih semangat,” ujarnya.

PADANG -- Di dalam masjid imam sedang memimpin Shalat Tarawih dengan jamaahnya yang sebagian besar orang tua. Sementara di luar, banyak pula anak-anak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News