Invasi Rusia Membelah Gereja Ortodoks, Patriark Kirill Jadi Musuh Bersama

Invasi Rusia Membelah Gereja Ortodoks, Patriark Kirill Jadi Musuh Bersama
Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill (kanan) dan Presiden Vladimir Putin dalam sebuah acara di Moskow pada 20 November 2021. Foto: MIKHAIL METZEL / SPUTNIK / AFP

jpnn.com, KIEV - Restu penuh Patriark Kirill untuk invasi Rusia ke Ukraina telah memecah Gereja Ortodoks di seluruh dunia.

Perbedaan pandangan politik telah melepaskan pemberontakan internal yang menurut para ahli belum pernah terjadi sebelumnya.

Kirill, 75, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, melihat perang sebagai benteng melawan Barat yang dia anggap berakhlak bobrok, terutama karena menoleransi homoseksualitas.

Analis menyebut Patriark Kirill dan Putin berbagi visi "Russkiy Mir", atau "Dunia Rusia", yang menghubungkan persatuan spiritual dan perluasan wilayah yang ditujukan ke bagian-bagian bekas Uni Soviet.

Jika Putin menganggap invasi sebagai bagian restorasi politik, maka Kirill melihatnya sebagai perang salib.

Namun sang patriark telah memicu reaksi keras di dalam negeri maupun dari gereja-gereja yang terkait dengan Patriarkat Moskow di luar negeri.

Dari 260 juta orang Kristen Ortodoks di dunia, sekitar 100 juta berada di Rusia.

Di Rusia, hampir 300 anggota Gereja Ortodoks dari kelompok yang menamakan diri Imam Rusia untuk Perdamaian menandatangani surat yang mengutuk perang di Ukraina.

Gereja Ortodoks terbelah akibat invasi yang diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina, Patriach Kirill kini menghadapi pemberontakan

Sumber Reuters

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News