Investasi Harus Ditata Lagi

Investasi Harus Ditata Lagi
Investasi Harus Ditata Lagi
JAKARTA - Pelaku pasar saham mulai menganalisa ulang portofolio dan peluangnya terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dijadwalkan mulai April 2012. Diyakini akan terjadi pengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena ada dampak langsung kepada laju inflasi.

 

Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Edwin Sebayang mengatakan, dampak kenaikan harga BBM terhadap IHSG bisa dihitung dari besaran kenaikannya. "Jika harga BBM (bersubsidi) naik antara Rp 500 sampai Rp 1.000 maka inflasi sampai akhir tahun diperkirakan antara 5 persen sampai 5,5 persen. Suku bunga acuan (BI Rate) masih di kisaran 5,5 persen sampai 6 persen," ujarnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan asumsi itu, kata Edwin, IHSG masih memiliki peluang cukup besar untuk menyentuh level 4.500 pada akhir tahun. Sebaliknya, jika harga BBM mengalami kenaikan antara Rp 1.500 sampai Rp 2.000 maka inflasi diperkirakan tembus 6,5 persen dan BI Rate berpotensi ke level 6,5 persen. "Kalau kenaikan Rp1.500 sampai Rp2.000 itu bisa menjadi masalah dan acuan?outlook?inflasi akan berubah. Indeks paling hanya bisa sampai 4.150," jelasnya.

Terkait BBM ini, kata Edwin, sejak akhir tahun memang sudah menjadi perhatian sehingga menjadi salah satu dasar pertimbangan outlook investasi 2012. Namun saat itu wacana yang berkembang adalah pembatasan BBM bersubsidi. "Sekarang kan jadinya kenaikan, maka saya kira kita perlu hitung kenaikannya itu berapa," terusnya.

JAKARTA - Pelaku pasar saham mulai menganalisa ulang portofolio dan peluangnya terkait rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News