Investasi RI Terhambat Daya Saing
Senin, 02 Agustus 2010 – 11:10 WIB
Ekonom INDEF Aviliani menambahkan, World Economic Forum mengurai lebih rinci permasalahan daya saing Indonesia pada tataran dunia dengan tiga indikator, yakni pendorong perekonomian, pendorong efisiensi, dan pendorong efisiensi. "Dari berbagai indikator yang ada, masalah daya saing Indonesia masih bersifat strukturalis berupa inefisiensi birokrasi pemerintah yang mencapai 20,2 persen," ujarnya.
Menurut Erani, tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana memenangkan persaingan dengan negara-negara tetangga untuk menarik Penanaman Modal Asing (PMA) sekaligus mendorong Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). "Tantangan sangat berat terutama untuk menarik atau mempertahankan PMA dan PMDN yang sudah beroperasi di Indonesia," katanya.
Pasalnya, lanjut dia, dengan biaya transportasi yang terus turun akibat kemajuan teknologi, bukan lagi merupakan penghalang bagi sebuah perusahaan asing untuk membangun pabriknya di Malaysia, kemudian mengirim sebagian besar hasil produksinya ke Indonesia.
Erani mengatakan, dengan pasar yang begitu besar atau 230 juta penduduk dan upah tenaga kerja yang relatif lebih murah dibandingkan negara ASEAN lain, harusnya Indonesia menjadi magnet kuat bagi investasi. Namun, berbagai permasalahan di dalam negeri membuat total biaya produksi di Indonesia menjadi mahal. "Akibatnya, daya saing Indonesia turun," ujarnya.
JAKARTA - Upaya pemerintah memperbaiki iklim investasi berhasil menarik investor. Meski demikian, upaya tersebut kurang optimal karena terhambat
BERITA TERKAIT
- Sinar Mas Land & Astra Land Indonesia Berkolaborasi Kembangkan Kawasan Residensial Baru
- BRI Peduli Tebar CSR di SDN 01 dan 02 Gunung Geulis Bogor
- 50 Jurnalis dapat Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism
- Diminati Pasar, The Hudson Manhattan District Tahap 2 Dilanjutkan
- Potensi Industri Fesyen Indonesia Besar, Desainer Malah Kesulitan, Ada Apa?
- bjb syariah Raih Penghargaan Bergengsi di Milad Ke-14