Investasi Tesla di Indonesia Berpotensi Mengancam Hak Warga Menghirup Udara Bersih

Investasi Tesla di Indonesia Berpotensi Mengancam Hak Warga Menghirup Udara Bersih
Elon Musk menjanjikan "kolaborasi masa depan" di Indonesia. (Reuters: Laily Rachev/Indonesia's Presidential Palace)

Pada pertengahan 2020, Musk meminta perusahaan pertambangan untuk meningkatkan produksi nikel mereka demi memenuhi kebutuhan Tesla.

"Tesla akan memberi Anda kontrak jangka waktu yang lama jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang peka terhadap lingkungan," kata Musk saat itu.

Indonesia telah lama berupaya menambah pemrosesan bijih nikel dan mineral lainnya di dalam negeri, agar tidak hanya mengekspor produk mentah, sebagai cara untuk menciptakan lapangan kerja dalam negeri.

Tetapi peleburan nikel Indonesia sering mengandalkan energi dari batu bara, dan para pemerhati lingkungan mengatakan bahwa industri nikel Indonesia tidak memenuhi standar "ramah lingkungan".

Indonesia telah berkomitmen untuk mengakhiri pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru setelah tahun 2023.

Pembangkit listrik tenaga batu bara tetap menjadi sumber energi utama dan menyumbang lebih dari sepertiga dari total emisi karbon negara.

'Hak untuk menghirup udara bersih' dilanggar

Moh Taufik berharap Tesla akan mempertimbangkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan pertambangan di Sulawesi, dari mana sebagian besar nikel Indonesia berasal.

"Aktivitas penambangan nikel melanggar hak warga untuk menghirup udara bersih dan sehat," kata Taufik, koordinator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) di Sulawesi Tengah.

Aktivis lingkungan memperingatkan orang terkaya di dunia, Elon Musk, tentang dampak investasi pertambangan nikel Indonesia di tengah melonjaknya permintaan bahan baku kendaraan listrik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News