Investasi Tiongkok Sudah Naik

Investasi Tiongkok Sudah Naik
Investasi Tiongkok Sudah Naik
Jumlah itu turun ketimbang realisasi sebelum penandatangan, dengan rata-rata realisasi investasinya sebesar USD 206,2 juta per tahun atau 4,7 persen dari total realisasi investasi PMA dengan rata-rata penyerapan tenaga kerja sebanyak 8.974 orang per tahun atau 9,0 persen dari total tenag kerja PMA.

 

Gita menambahkan, jika dilihat dari sebaran sektoral, investasi Tiongkok baik sebelum ataupun pasca penandatangan tersebut terbanyak di sektor industri. Sedangkan investasi Hongkong sebelum enandatangan terbanyak di sektor industri dan setelah penandatanganan terbanyak di sektor real estate, kawasan industri dan perkantoran, konstruksi serta pertambangan.  “Sebaran investasi Tiongkok dan Hongkong jika dilihat dari lokasi maka sebagian besar berada di Pulau Jawa,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, permasalahan yang dihadapi oleh investor Tiongkok umumnya di bidang pertambangan antara lain bijih, besi dan batu bara akibat banyaknya pemilik konsesi tambang yang wilayahnya berada di kawasan hutan produksi. “Meski demikian, BKPM dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, sehingga para pengusaha itu tetap beroperasi melanjutkan usahanya di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, untuk kondisi arus investasi dari Indonesia ke Tiongkok, Gita mengatakan, sampai saat ini belum dilakukan pencatatan secara khusus sebab belum ada pengaturan yang mewajibkan pencatatan data tersebut.

JAKARTA – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat perkembangan realisasi investasi dari China naik setelah penandatangan perjanjian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News