Investigasi Fokker 27 Jangan Disembunyikan

Investigasi Fokker 27 Jangan Disembunyikan
Investigasi Fokker 27 Jangan Disembunyikan
Hasanuddin juga mengatakan, DPR dan Kementerian Pertahanan sebelumnya telah sepakat untuk membeli pesawat baru yaitu CN 295, sebanyak 10 unit, untuk menggantikan peran pesawat Fokker itu. Pesawat CN 295 
diproduksi Spanyol dan PT DI. “Tiga di antaranya sekitar Oktober mendatang akan segera diterima TNI, dan sisanya menyusul hingga 2014 
mendatang,” jelasnya.

Sementara soal lima unit Fokker 27 yang masih ada, Hasanuddin menyerahkan sepenuhnya kepada Kepala Staf TNI AU, apakah tetap dioperasionalkan atau akan dikandangkan. “Kalau masih layak kan masih bisa dipakai, seperti untuk latihan atau transportasi terbatas. Karena dari lima itu, ada yang dipakai untuk VVIP para panglima TNI dan sebagainya. Sehingga kondisinya memang masih layak,” jelas mantan  Sekretaris Militer era Presiden Megawati Soekarnoptri ini.

Sementara itu, menurut anggota Komisi V DPR RI, Teguh Juwarno, musibah beruntun di dunia penerbangan ini semakin menegaskan bahwa harus ada audit secara menyeluruh terhadap sistem keselamatan penerbangan Indonesia. “Di engah belum habis duka kita karena musibah Sukhoi, 
sudah ada lagi Fokkr 27, musibah ini sungguh mencoreng dunia penerbangan kita,” ungkap Teguh.

Politisi Partai Amanat Nasional tersebut meminta pejabat otoritas penerbangan harus dievaluasi dan bertanggung jawab atas kejadian ini. “Pemerintah sebaiknya transparan dalam penyidikan nantinya. Dan setiap pihak yang merasa bertanggung jawab dan memiliki otoritas di alamnya hendaknya berani memertanggung jawabkanya. Hal ini demi masa depan dunia penerbangan Indonesia yang lebih baik dan bisa diambil pelajaran di dalamnya,” tandasnya.

JAKARTA – DPR mendesak agar investigasi kecelakaan pesawat Fokker 27 milik TNI AU di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur harus transparan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News