Investor Asing Ramai-Ramai Garap Pasar Kuliner Surabaya
Selain itu, bisnis kuliner kini telah berkembang dari sekadar tempat menghilangkan lapar dan dahaga menjadi gaya hidup.
”Konsekuensinya, pebisnis makanan kini tidak hanya mengandalkan rasa masakan, tetapi juga menjual atmosfer,” imbuhnya.
Di pusat perbelanjaan di Surabaya, kontribusi stan kuliner mencapai 30 persen.
Sedangkan yang tertinggi masih stan fashion yang proporsinya mencapai 60 persen.
Sisanya aneka kebutuhan lain, termasuk alat-alat rumah tangga.
Di sisi lain, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengakui pertumbuhan industri kuliner di Jawa Timur terdongkrak oleh pembukaan kafe dan restoran di pusat perbelanjaan.
Karena itu, peluang kafe dan restoran, termasuk dari luar negeri, untuk ekspansi terbuka lebar.
”Dari segi investasi memang menguntungkan, asalkan mereka juga menyerap tenaga kerja lokal,” jelasnya.
Perusahaan kuliner asing beramai-ramai melakukan ekspansi ke Surabaya.
- Pemilu 2024 Berdampak Pada Para Investor, Begini Analisis Pakar
- Sukses, Aset yang Dikelola Wealth Management BRI Tumbuh 21% Kuartal I 2024
- Besok, Bos Apple Bakal Menemui Jokowi, Ada Apa?
- Harga Emas Antam Naik Tipis Hari Ini, Jadi Sebegini
- Harga Emas Antam Turun Hari Ini Sabtu 13 April, Jadi Sebegini
- Beri Solusi Investasi Terjangkau, DCFX Hadirkan Transaksi Micro Lot